HRD Berlatih Active Learning



Bagikan melalui :

HRD Berlatih Active Learning

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 22-Jan-2024





Berawal diskusi dengan Direksi tentang program Active Learning yang akan diterapkan. Perusahaan telah menerapkan program Active Learning untuk level karyawan dan leader selama 12 tahun. Justru telah banyak masukan yang diberikan oleh pihak hrd dan leader dalam menyempurnakan materi yang dibutuhkan.

Materi untuk karyawan dan leader telah berjalan. Kini bagian HR juga perlu berlatih karena selama ini jalankan kebijakan yang dibuat oleh Direksi. Mereka harus paham tentang apa yang harus diperhatikan dan disesuaikan dengan peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan. Kebijakan yang saya sampaikan bisa jadi belum sesuai dengan peraturan. Saya berharap divisi HR saya dapat memberikan sumbangsih atas kebijakan-kebijakan yang saya buat, bukan hanya menjalankan apa yang saya perintahkan.

Ya, kini HR sudah tidak lagi perlu mengerjakan Active Learning karyawan dan leader, dengan tujuan mampu memberikan bimbingan kepada karyawan. Fase itu sudah lewat, karena program Active Learning Management System telah mengalami banyak perubahan dimana diharapkan karyawan mampu belajar mandiri untuk menguasai materi. Semakin banyak materi yang dibuat tentunya akan menambah kesulitan bagi HRD untuk memahami apa yang disampaikan.

Kini tugas HR lebih pada Analisa atas materi yang disampaikan. Adakah materi yang perlu ditambahkan karena belum masuk dalam program. Dan ini dapat dilakukan oleh pihak HR dengan mengerjakan Latihan untuk evaluasi, karena tugas HR lebih pada identifikasi problem dengan Analisa kebutuhan training yang dilakukannya.

HR A yang sudah berpengalaman dalam pengelolaan SDM pernah bertanya, kami sudah bekerja 12 tahun dibidang ini, tentunya kami paham betul tentang apa yang terhubung kait dengan peraturan perundangan bidang tenaga kerja. Ya jauh lebih baik dievaluasi melalui Latihan berpikir Active Learning management system sehingga kami bisa sampaikan ke direksi bahwa team HR sudah paham. Sehingga direksi menjadi lebih percaya kapasitas team HR nya.

Setelah mengerjakan Latihan, HR A menyampaikan bahwa ternyata ia hanya mencapai nilai 60. Keesokan harinya ia berlatih lagi dan capai nilai 64, karena jumlah soal untuk Latihan bidang HR hanya 25 soal. Hingga Latihan ke 5, HR menyampaikan nilainya belum bisa capai angka 70. Berarti selama ini, bagian HR lebih banyak aktifitasnya menjalankan kebijakan bukan yang ikut terlibat dalam menentukan kebijakan sehingga pengalaman 12 tahun tak membuatnya menjadi paham tentang topik memahami status pekerja.

Tentunya setelah pengerjaan 3 kali dengan nilai 60 maka peserta latih akan dapat memahami dengan lebih baik karena jawaban materi yang benar dapat dibaca sebelum mengerjakan Latihan. Dengan mengerjakan sesuai dengan SOP yang ditetapkan maka hanya dibutuhkan Latihan 9 kali untuk dapat menyelesaikan tuntas 1 materi. Karena 3 kali Latihan lagi, maka peserta latih dapat melihat 8 soal yang paling banyak salah dalam pengerjaannya.

Lain lagi dengan HR B dan C diperusahaan lain. Mereka tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan materi 1 ini. Ketika ditanyakan kenapa kog bisa cepat menyelesaikan materi ini. Ternyata karena sering diajak diskusi tentang peraturan magang, peraturan PKWT dan karyawan tetap. HR B yang lebih dulu mengerjakan Latihan HR merasakan bahwa pertanyaan dalam wawancara yang selama ini dilakukan lebih kepada pertanyaan tentang sikap. Ia merasakan ada hal yang perlu ia benahi dalam pelaksanaan wawancara.

Beda dengan HR D. ia merasa pengalamannya selama 8 tahun dipandang sudah cukup untuk bisa menyelesaikan materi berkaitan dengan materi pemahaman tentang status pekerja. Setelah mengerjakan Latihan, ia terus terang belum bisa capai nilai diatas 60. Nilainya capai 56. Ternyata banyak yang perlu saya pelajari


Bila bermanfaat, bagikan melalui :