Dijamin Lulus Pak?



Bagikan melalui :

Dijamin Lulus Pak?

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 17-Jan-2024





Maraknya program joki dalam penulisan skripsi dan karya ilmiah masih saja dibincangkan, hingga capai program doctor. Dengan pertimbangan persoalan biaya yang cukup besar untuk melanjutkan studi. biaya bisa capai 60 juta hingga 125 jutaan, jika tak mendapatkan gelar maka sungguh sayang. Oleh karena itu praktek per jokian sulit dihapuskan.

Disinilah peran DPR dan Pemerintah untuk membantu menyelesaikan tuntas persoalan ini. Hal terpenting adalah siswa mampu menyelesaikan penugasan dalam perkuliahan dengan kemampuan yang mereka asah dari diri mereka sendiri. Pihak institusi tidak menarik biaya lagi kepada mahasiswa yang belum bisa menyelesaikan penugasannya. Cukup dikenai biaya daftar ulang atau biaya yang ditetapkan dan tidak menjadi beban. Ada yang bisa menyelesaikan dengan waktu cepat, ada pula yang perlu waktu untuk menyelesaikannya.

Fenomena mendapatkan bukti seritifikat juga menjadi menjamur didunia tenaga kerja kita. Tak sedikir yang mengikuti pelatihan on line hanya untuk mendapatkan bukti sertifikat. Apakah dijamin mereka mendengarkan materi yang disampaikan oleh pembicara? Tak sedikit yang mengikuti pelatihan on line, dengan cukup hadir dan melannjutkan pekerjaan mereka. Ada pula yang hadir penuh dalam mengikuti sessi pelatihan, tetapi tak mengerti apa yang disampaikan. Keseriusan untuk meningkatkan skill masih tergolong rendah, tetapi menghendaki pengakuan agar melancarkan tujuan untuk diterima kerja.

Sungguh sayang upaya yang dilakukan para trainer, dimana mereka berupaya menyampaikan materinya dengan baik tetapi respon peserta latih yang kurang. Ya inilah kondisi SDM Indonesia, Langkah apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitasnya? Ada Sebagian Lembaga pelatihan yang berusaha untuk komitmen memberikan ilmu kepada peserta latih, mereka menetapkan adanya ujian untuk mendapatkan sertifikat pelatihan.

Ternyata ada pula yang menanyakan, apabila saya ikutan program Latihan berpikir Active Learning, apakah dijamin lulus? Pertanyaan yang membuat kami bertanya-tanya, bukankah program ini di disain dengan tujuan agar peserta dapat memiliki pengetahuan dan dapat mempraktekkannya, bukan hanya sekedar lulus.

Memang pada awalnya kami mendisain materi dan menerapkan di perusahaan, ternyata ada ada karyawan yang mengerjakannya lebih dari 10 kali untuk 1 materi. Berdasar hasil ini maka kami lakukan penyempurnaan program :

a.    Awalnya peserta latih mendapat bimbingan ketika ia telah lebih dari 7 kali melakukan Latihan berpikir. Dari hasil bimbingan, ada beberapa karyawan yang terhambat karena menunggu kunjungan konsultan. Metode ini hanya membuat bonding yang kuat antara konsultan dengan karyawan, dengan bonding ini maka karyawan mudah diarahkan. Kelemahan bimbingan adalah menciptakan ketergantungan pada konsultan, karyawan tidak bisa menjadi pembelajar mandiri.

b.    Bagaimana membuat karyawan bisa belajar mandiri dan tak tergantung pada pihak lain dalam menyelesaikan penugasannya. Kami disain materi yang dapat dibaca oleh karyawan dengan pencapaian nilai yang disusun bertingkat. Perbaikan ini juga dirasakan kurang cepat, dan untuk beberapa kasus karyawan membutuhkan bimbingan, terutama yang mendekati masa kontraknya berakhir. Manajemen mensyaratkan yang tak mampu menyelesaikan penugasan Active Learning, tidak akan diperpanjang kontrak kerjanya.

c.    Bantuan bimbingan kami disain bertingkat. Dimana diawal peserta latih dapat membaca materi pemahaman setelah 3 kali mengerjakan Latihan. Kemudian melanjutkan Latihan dengan mendapatkan bantuan 10% dari soal yang peling sering salah. Dengan melanjutkan Latihan, peserta latih dapat mengetahui soal mana yang ia jawab keliru dan dapat memahami kekeliruannya melalui materi yang dapat dibaca sendiri.

d.    Metode bimbingan bertingkat, cukup efektif karena karyawan yang mengerjakan Latihan lebih dari 10 kali disebabkan tidak mengikuti stabdart operating procedur yang telah ditetapkan. Hanya sebesar 5% yang mengalami kesulitan memahami dengan belanjar mandiri. Maka kami support dengan bimbingan tatap muka.

e.    Perbaikan terus dilanjutkan. Bagaimana karyawan bisa belajar memahami lebih baik, termasuk karyawan dengan modalitas belajar sensory learner yang mengalami kesulitan untuk memahami dengan membaca. Kami disain ulasan materi yang menggambarkan kasus untuk lebih meningkatkan pemahaman. Ulasan materi dapat diakses dengan persetujuan HRD dan peserta latih telah memenuhi prinsip Latihan diatas 7 kali.

f.     Perkembangan berikutnya, ada beberapa peserta latih yang lupa bagaimana lakukan Analisa untuk perbaikan yang perlu dijalankan. Kami disain trouble shooting, yang membantu peserta latih untuk dapat memahami kasus yang terjadi di perusahaannya. Bagi kami peserta latih dapat memberikan kontribusi, adalah kepuasan tersendiri.

g.    Setiap persoalan yang kami terima, berusaha untuk kami bisa membantu menjawabnya. Dan soa dan jawaban tersebut menjadi bank materi trouble shooting yang kami buat.

Moga penjelasan ini bisa membantu peserta yang akan ikut program Latihan berpikir Active Learning. Hal terpenting dengan menciptakan kebiasaan berpikir, peserta latih sudah mendapatkan keuntungan dimana mereka menjadi orang yang open mind, menjadi lebih sabat dan memiliki sikap teliti. Kebiasaan berpikir yang membantuk ia bersedia memikirkan masa depannya, dengan melakukan upaya menunda kesenangan.

Salam improvement 


Bila bermanfaat, bagikan melalui :