Identifikasi Potensi Dan Karakter Dalam Wawancara Kerja



Bagikan melalui :





Dalam materi wawancara, dimana peserta berlatih untuk bisa lakukan identifikasi potensi dan karakter, dimana karyawan yang direkrut diharapkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Setelah melakukan Latihan berpikir Active Learning, peserta menyimpulkan bahwa pelaksanaan wawancara yang dilakukan banyak kekeliruan. Saya dapat belajar banyak dari materi ini.

Sesungguhnya bukan kekeliruan, saya luruskan pemikiran peserta. Pewawancara boleh saja menanyakan tentang apa yang ia butuhkan untuk mendapatkan informasi. Tetapi dalam proses seleksi focus utama pewawancara adalah melakukan identifikasi sikap, kebiasaan, karakter ataupun potensi calon pelamar. Oleh karena itu hal terpenting adalah mengidentifikasi pengalaman dan kebiasaan. Prinsip dalam wawancara seleksi adalah the past behavior can predict the future behavior. Pertanyaan yang bersifat opini, dapat saja dijawab oleh calon karyawan, bisa disiapkan terlebih dahulu tetapi apakah itu menggambarkan sikap, tindakan calon pekerja?

Pertanyaan yang bersifat opini adalah apakah anda bersedia bekerja keras? Bagaimana sika panda ketika mendapat banyak tugas yang harus diselesaikan, bagaimana anda menyelesaikannya? apakah anda bisa bekerja secara team, karena dalam pekerjaan ini semua saling tergantung. Apakah anda bersedia bekerja lebih dari jam kerja, ketika ada yang harus diselesaikan. Tentu saja jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini sudah dapat diprediksi. Jawaban mereka adalah sanggup atau jawaban yang disesuaikan dengan pekerjaan yang dilamar karena mereka butuh pekerjaan.

Ditempat kerja sebelumnya, apa yang anda dapat banggakan ketika anda bekerja dalam tim? Mengapa itu membanggakan bagi anda? apa peran anda saat bekerja team tersebut? pertanyaan ini berusaha mengungkap apakah calon memiliki suatu pengalaman bekerja dalam team. Ketika ia memiliki pengalaman bekerja dalam team, maka sikap dan Tindakan kerjanya juga akan diterapkan ditempat barunya. Manusia lebih dikendalikan oleh kebiasaannya, bukan oleh pikirannya.

Lalu pertanyaan-pertanyaan yang bersifat opini tidak boleh diajukan? Boleh. Tetapi yang mengajukan pertanyaan itu adalah user karena user yang akan memantau apa yang diucapkan oleh calon karyawan. User dapat mengevaluasi dan memudahkan bagi dia dalam memberikan umpan balik untuk mengingatkan karyawan tentang apa yang pernah disampaikan.

Salam improvement


Bila bermanfaat, bagikan melalui :