
Bagikan melalui :
Identifikasi Potensi Dan Karakter Dalam Wawancara Kerja
Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 15-Jan-2024
Dalam materi wawancara, dimana peserta
berlatih untuk bisa lakukan identifikasi potensi dan karakter, dimana karyawan
yang direkrut diharapkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Setelah melakukan
Latihan berpikir Active Learning, peserta menyimpulkan bahwa pelaksanaan
wawancara yang dilakukan banyak kekeliruan. Saya dapat belajar banyak dari
materi ini.
Sesungguhnya bukan kekeliruan, saya
luruskan pemikiran peserta. Pewawancara boleh saja menanyakan tentang apa yang
ia butuhkan untuk mendapatkan informasi. Tetapi dalam proses seleksi focus
utama pewawancara adalah melakukan identifikasi sikap, kebiasaan, karakter
ataupun potensi calon pelamar. Oleh karena itu hal terpenting adalah mengidentifikasi
pengalaman dan kebiasaan. Prinsip dalam wawancara seleksi adalah the past
behavior can predict the future behavior. Pertanyaan yang bersifat opini, dapat
saja dijawab oleh calon karyawan, bisa disiapkan terlebih dahulu tetapi apakah
itu menggambarkan sikap, tindakan calon pekerja?
Pertanyaan yang bersifat opini adalah
apakah anda bersedia bekerja keras? Bagaimana sika panda ketika mendapat banyak
tugas yang harus diselesaikan, bagaimana anda menyelesaikannya? apakah anda
bisa bekerja secara team, karena dalam pekerjaan ini semua saling tergantung.
Apakah anda bersedia bekerja lebih dari jam kerja, ketika ada yang harus
diselesaikan. Tentu saja jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini sudah dapat
diprediksi. Jawaban mereka adalah sanggup atau jawaban yang disesuaikan dengan pekerjaan
yang dilamar karena mereka butuh pekerjaan.
Ditempat kerja sebelumnya, apa yang anda
dapat banggakan ketika anda bekerja dalam tim? Mengapa itu membanggakan bagi
anda? apa peran anda saat bekerja team tersebut? pertanyaan ini berusaha
mengungkap apakah calon memiliki suatu pengalaman bekerja dalam team. Ketika ia
memiliki pengalaman bekerja dalam team, maka sikap dan Tindakan kerjanya juga
akan diterapkan ditempat barunya. Manusia lebih dikendalikan oleh kebiasaannya,
bukan oleh pikirannya.
Lalu pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
opini tidak boleh diajukan? Boleh. Tetapi yang mengajukan pertanyaan itu adalah
user karena user yang akan memantau apa yang diucapkan oleh calon karyawan.
User dapat mengevaluasi dan memudahkan bagi dia dalam memberikan umpan balik
untuk mengingatkan karyawan tentang apa yang pernah disampaikan.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :