Memahami Prinsip Benar



Bagikan melalui :

Memahami Prinsip Benar

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 13-Jan-2024





Banyak orang yang berselisih dan berusaha untuk mempertahankan apa yang diyakini sebagai benar. Banyak orang merasa benar dengan apa yang menjadi pemikirannya sebelum dibuktikan salah. Orang memandang apa yang dilakukannya, tentu sebagai benar. Orang mencuri, demi keluarga, meyakini itu sebagai langkah yang benar karena ia bertanggung jawab, sehingga mereka mau melakukan tindakan pencurian. Tak ada orang yang sengaja melakukan kesalahan, ketika ia menyadari bahwa itu SALAH. Kebanyakan manusia tentu mempertahankan pendapatnya sebagai benar.

Demikian pula dengan karyawan di perusahaan. Bekerja santai, bukan merupakan kesalahan. Mereka menganggap yang penting kerja. Mereka melakukan kesalahan, dianggap sebagai wajar karena tak ada orang yang sempurna tanpa salah. Ketika mereka ditegur, mereka tidak terima. Sebagian kecil yang menentang secara terbuka, kebanyakan mereka diam dan tidak terima. Dan sangat sedikit yang bisa menerima masukan yang diberikan.

Ranah HRD, adalah memperbesar jumlah karyawan yang bisa menerima masukan yang disampaikan kepadanya. Oleh karena itu, kami tanamkan tentang pemahaman benar. Ada 5 ciri tentang benar. Dengan memahamkan tentang benar, leader dapat bekerja efektif dengan menanyakan kepada karyawan tentang apa yang dilakukan sudah benar atau salah. Karyawan yang menjawab salah, tentu dorongan untuk menolaknya menjadi kecil. Tetapi jika leader, menyampaikan bahwa tindakan yang dilakukan salah, maka terjadi penolakan pada diri karyawan.

Sesungguhnya, kita bisa tahu bahwa tindakan yang dilakukan benar atau salah dari mana? Kebanyakan karyawan bingung, bagaimana ia tahu apa yang dilakukan itu benar. Pertanyaan dilanjutkan, apakah ada pekerjaan yang salah, bekerja seperti apa yang salah? Umumnya mereka menjawab aktifitas negatif seperti mencuri, merampok, begal dst. Jarang sekali mereka menjawab : bekerja santai, bekerja tak mencapai target, bekerja disertai dengan canda, bekerja sendiri tak memperhatikan kebutuhan next process. Mengapa? yaa... karena mereka menganggap bahwa tindakan tersebut sebagai benar sehingga tidak muncul dalam benak mereka.

Lalu bagaimana kita tahu yang kita lakukan itu benar? Kita tahu benar adalah dari hasil. Ketika hasilnya BERMANFAAT, DAMAI, TERTIB maka tindakan itu benar. Lanjut, apakah ada orang yang melakukan tindakan yang tidak mendatangkan manfaat bagi dirinya? Disini, banyak karyawan yang menjawab sama yaitu mencuri, copet dan yang serupa. Mereka lupa, bahwa mencuri itu bermanfaat bagi pencuri. Sesungguhnya, tak ada orang yang melakukan tindakan yang tak menguntungkan dirinya. Semua tindakan manusia, sudah pasti menguntungkan dirinya.

Bagaimana dengan tindakan BENAR? Berarti tindakan benar adalah tindakan yang dilakukan dan memberikan manfaat bagi semua umat manusia. Benar berlaku universal. Benar bukan miliki perorangan. Benar juga bukan milik sekelompok orang atau golongan. Benar berlaku UNIVERSAL. Orang yang melakukan tindakan dan mendatangkan manfaat bagi semua orang tentu juga bermanfaat bagi dirinya sendiri.

Kami menguji pemahaman ini dengan program Latihan berpikir Active Learning. Karyawan yang telah memahami makna BENAR, maka lebih mudah untuk menerima pembinaan. Dan leader mendapatkan cara bagaimana mereka melakukan peneguran dengan kasih. Kasih berarti menghindari perdebatan. Kasih adalah memberi, dan yang menerima berarti lebih. Kedamaian tercipta dalam lingkungan kerja, damai inilah yang membawa manusia menjadi bekerja optimal dan produktifitas meningkat.

 

Salam improvement


Bila bermanfaat, bagikan melalui :