Pentingnya Memahami Bahasa Tubuh



Bagikan melalui :





Kami diundang datang ke perusahaan roti dan langsung ditemui oleh direksi yang sekaligus owner perusahaan. Kedatangan awal, bertujuan untuk menanyakan tentang kebutuhan jasa konsultasi yang dibutuhkan. Direksi menyampaikan bagaimana bisa bersaing dengan kondisi semua bahan dasar roti terus mengalami kenaikan.

Bapak fokus tentang apa yang perlu diperbaiki atau kami akan melakukan evaluasi sistem manajemen lebih dulu untuk dapat mengetahui permasalahan apa yang kami bisa bantu untuk memperbaikinya. Setelah hasil evaluasi keluar, bapak bisa melakukan perbaikan sendiri Bersama team bapak berdasar temuan yang kita sampaikan. Bapak bisa juga mendapatkan bantuan konsultasi pendampingan atau kami diminta sebagai advisor untuk memberikan saran atas masalah yang menjadi prioritas di perusahaan.

Sambil menjelaskan, kami terus melihat dan mengamati gerak Bahasa tubuh yang ditampakkan. Pada saat awal menyampaikan, sang direksi menyentuh hidungnya, sebagai tanda ada yang ditutupi. Hal ini juga kami amati dengan gerak kaki dan tangannya yang terus berganti menunjukkan gerakkan menyilang, sebagai tanda tidak menerima apa yang kami jelaskan.

Kamipun berusaha untuk membuka silangan tangan dan kaki dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana owner membangun perusahaan roti ini sehingga menjadi besar. Karena tak mungkin direksi mengajukan pertanyaan seperti itu, karena itu suatu permasalahan yang juga dihadapai oleh kompetitor.

Ketika ada kesempatan dimana posisi tangan dan kakinya tidak menyilang maka kami mengajukan pertanyaan. Masalah yang bapak tanyakan kepada saya, itu juga terjadi di perusahaan kompetitor bapak. Jadi semua perusahaan juga mengalami kondisi yang sama. Jika bapak menanyakan kepada saya tentang perbaikan servce dalam penjualan, itu masih masuk akal bagi logika saya untuk menerima. Sesungguhnya permasalahan yang bapak hadapi itu masalah apa? Karena jika bapak tak berterus terang pada saya, bagaimana saya bisa bantu bapak memberikan saran tentang apa yang seharusnya bapak jalankan.

Direksi / Owner matanya mulai berkaca-kaca. Gak apa-apa bapak sampaikan saja, kalau tidak jelas saya juga tidak bisa bantu. Jika saya tak memiliki kapasitasi untuk menjawab maka saya tetap pegang rahasia bapak. Karena kerja kami sebagai konsultan, berdasar atas kepercayaan dari klien kami. Kami juga menjaga informasi rahasia yang disampaikan oleh karyawan bapak jika kami jadi menangani perusahaan ini.

Direksi/Owner kemudian menangis,

D/O : Sebentar pak saya rasanya sesek.

K       : Ya pak. Saya tunggu bapak, untuk bisa tenang lebih dulu sehingga bisa menyampaikan dengan tepat dan jelas.

D/O  : Saya sia-sia pak, membangun perusahaan ini.  Anak saya sekolahkan sampai keluar negeri, saya biayai sampai dengan S2, ya dari pabrik ini pak.

K       : Yang bapak lakukan tidak ada yang sia-sia, buktinya bapak bisa sekolahkan sampai dengan selesai. Lalu masalahnya dimana?

D/O  : Anak saya tidak mau pulang, untuk melanjutkan usaha yang telah saya rintis dan bangun.

K       : Tiap orang tentu berbeda pak, berbeda kemampuan, minat, kemauan kerja kerasnya dan  bila dipaksakan tentu perusahaan ini menjadi korbannya karena tak ada semangat yang terus tumbuh ketika bersumber dari luar. Orang bekerja dengan pikirannya sendiri.

D/O  : yaitu pak bagaimana anak saya bisa kembali dan melanjutkan perusahaan ini?

K       : Anak bapak pasti kembali, karena disini rumahnya, disini orang tuanya. Tentang apakah dia mau melanjutkan usaha bapak, Ini yang saya perlu bertemu dengan putra bapak. Dan kita tak bisa paksakan kehendak kita kepadanya, biarkan dia memilih keputusannya sendiri.

D/O  : Ya paham pak. Kalua begitu tolong perusahaan saya dilakukan evaluasi sistem manajemennya, sehingga saya tahu Langkah perbaikan yang akan dilakukan. Dan ini akan saya tawarkan ke anak saya untuk memperbaiki temuan bapak.

Give and Receive law berperan. Rekan-rekan dibidang penjualan, berikanlah lebih dulu maka kita berhak untuk mendapat. Berikan perhatian pada customer, maka kita juga menjadi perhatiannya. Jualah dirimu lebih dulu, sebelum menjual produk yang anda tawarkan.

Salam improvement. 


Bila bermanfaat, bagikan melalui :