
Bagikan melalui :
Penting mengubah mindset rekan-rekan salesman. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah Siapa yang memiliki omzet penjualan tertinggi? Rekan-rekan salesman banyak menjawab tentang ciri-ciri seorang salesman sukses.
- Salesman yang pandai bicara
Sekilas jawaban ini Nampak benar. Pekerjaan salesman adalah menjual, maka yang pandai bicara tentu sangat menarik bagi konsumen. Ketertarikan ini berpeluang menciptakan penjualan. Ternyata tidak semua salesman yang pandai bicara memiliki omzet penjualan tertinggi. Konsumen tidak membeli karena presentasi penjualan.
- Salesman yang menguasai product knowledge
Tentu saja salesman yang tak menguasai product knowledge tak mampu membantu konsumen untuk memahami produk yang ditawarkan. Peluang penjualan bagi mereka yang tak menguasai product knowledge tentu lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang sangat menguasai. Namun penguasaan product knowledge tidak menentukan terjadinya proses penjualan. Bagaimana dengan produk yang telah dipahami oleh konsumen, tentu product knowledge tidak berpengaruh terhadap terjadinya transaksi penjualan.
- Salesman yang selalu anthusias
Syarat utama untuk terjadinya penjualan adalah salesman wajib antusias dalam menawarkan, meskipun antusias bukanlah faktor penentu terjadinya transaksi penjualan.
Transaksi penjualan bukan ditentukan oleh
karakter salesman, bukan ditentukan kemampuan bicara, bukan ditentukan oleh
penguasaan product knowledge, maupun antusias salesman dalam menawarkan produk.
Transaksi penjualan terjadi karena konsumen membutuhkan produk atau jasa yang
ditawarkan. Ketika belum ada kebutuhan, maka konsumen tidak melakukan transaksi
pembelian.
Salesman perlu menciptakan kebutuhan.
Kejelian untuk identifikasi kebutuhan sangat dibutuhkan. Kemampuan mendengarkan
dan kemampuan bertanya untuk menggali kebutuhan yang menentukan penjualan.
Salesman yang pandai bicara, seringkali mendominasi pembicaraan dan lupa untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggannya.
Ada salesman yang datang, langsung
menanyakan pak butuh produk ini? atau ada order untuk saya pak, bapak jadi
ambil produk ini, bahkan ada yang datang dengan meminta tolong, tolong pak saya
dibantu, bapak ambil produk ini pak, saya belum ada order dari pagi. Inilah
kelompok salesman yang taking order. Mereka meminta order, bukannya
mengidentifikasi kebutuhan, menawarkan sesuai kebutuhan konsumen.
Konsumen yang tidak pernah mengambil produk
yang ditawarkan, seringkali dilewatkan oleh salesman. Salesman menganggap,
buang-buang waktu bicara dengan konsumen yang tak pernah mengambil produk.
Persepsi negative ini ada disebagian salesman yang menghendaki dan memilih
konsumen yang mudah dan bersedia membantu.
Sedikit salesman yang memilih untuk
melakukan kunjungan rutin, meskipun hanya sekedar say hello dengan konsumen.
Kunjungan rutin dan sikap yang ramah dapat membuat konsumen merasa belas
kasihan dan mengambil pruduk dari salesman. Kunjungan rutin, menyebabkan
konsumen tahu adanya kebutuhan ketika ada keterlambatan dari pengiriman barang
kompetitor.
Inti yang perlu dipahami adalah bahwa
penjualan terjadi karena adanya kebutuhan bukan karena keahlian salesman
bicara, penguasaan salesman atau lainnya. Kegigihan dan konsistensi terus
memberikan penawaran yang menentukan keberhasilan salesman. Tak ada yang menolak,
bahwa penjualan tertinggi dialami oleh salesman lama. Salesman yang telah
bergabung lebih lama di perusahaan. Tanda bahwa kesungguhan, ketekunan yang
membuat seseorang dapat menjadi salesman dengan penjualan tertinggi.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :