Memantau Program Leadership



Bagikan melalui :

Memantau Program Leadership

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 22-Jan-2024





Banyak HR yang tidak paham bagaimana memantau berjalannya program leadership. Setelah mendesain alat bantu untuk menanamkan nilai yang berupa visi, misi, nilai kerja, hafalan penyimpangan, salam kami, semboyan hidup bahkan mars perusahaan. Rencana hafalan nilai ini disampaikan di dalam pengarahan sebelum bekerja. Diharapkan nilai ini menjadi pedoman bagi karyawan dalam bekerja. Dengan menghafalkannya maka ada upaya untuk proses internalisasi nilai dalam benak karyawan.

HR membuat jadual penyampaian nilai kerja yang telah didisain. Bahkan telah dilengkapi dengan buku doa, dan buku renungan agar membiasakan leader untuk mampu tampil memberikan pengarahan dan karyawan dapat menerima pemahaman dari bacaan yang disampaikan. Semua didisain dan disiapkan dengan detail dan memudahkan bagi leader untuk menjalankan Latihan dan meningkatkan kemampuan soft skillnya melalui Latihan. Hanya dengan Latihan, maka kemajuan dapat diharapkan terjadi. Dan semua leader mengalami peningkatan dalam kemampuan leadershipnya.

Dengan dibantu untuk membuatkan program, HR menjadi merasa dimudahkan dan menjalankannya dipandang sederhana. Mereka melaporkan bahwa pengarahan sebelum bekerja telah dijalankan sesuai jadwal. Leader kini tumbuh keyakinannya dalam menyampaikan materi atau memberikan pengarahan didepan karyawan.

Kamipun menyampaikan masukan kepada tim HR perusahaan. Kita ini bukan Lembaga training yang melatih leadership. Program leadership adalah suatu cara untuk mencapai hasil yang diharapkan. Program memang didisain untuk meningkatkan kemampuan leadership, dan hanya dengan Latihan maka kemajuan sudah dapat dipastikan dicapai.

Kita harus melihat pada ukuran hasil, karena pelatihan diselenggarakan di perusahaan dan atas biaya perusahaan. Bagaimana dengan kedisiplinan karyawan, kebersihan, jumlah kasus penyimpangan dan hasil proses apakah terjadi peningkatan. Jika belum menunjukkan perbaikan yang signifikan maka kita perlu evaluasi pelaksanaan program leadership ini. Apa yang perlu kita tambahkan, apa yang perlu diperbaiki atau apa yang perlu diubah.

HR pun menyampaikan bahwa semua leader telah berlatih dimasing-masing lokasi. Namun ada yang memiliki bawahan jumlah sedikit, sehingga di bagian itu digabungkan dengan bagian lain. Dan sudahkah diperhatikan bagaimana mereka berlatih? Apakah tim HR selalu mendampingi mereka dengan kunjungan pemantauan pelaksanaannya? Ternyata hanya sekali dilakukan dan tak pernah dipantau lagi. Pemantauan sekali dianggap sudah mengetahui proses pelaksanaan pengarahan sebelum bekerja.

Kamipun mendampingi team HR untuk memantau pelaksanaan pengarahan. Berdasar pengamatan di lokasi pengarahan, kami menyampaikan bahwa sistem kepatuhan belum dijalankan. Leader kebanyakan tidak membuat karyawan patuh, bukankah pemimpin lahir dengan dipimpin. Maka ciptakanlah situasi karyawan dipimpin, bukan diberi pengarahan.

Leader telah ditetapkan target harus capai 18 point dalam memimpin karyawannya. Ternyata situasi kepatuhan belum dibentuk. Leader tidak semuanya berani dalam memimpin bawahannya. Karyawan harus dibentuk patuh lebih dulu, baru mereka mudah untuk diarahkan. Kepatuhan dibentuk dengan leader membiasakan diri memerintah dan karyawan terbiasa diperintah. Bawahan mengikuti setiap perintah dalam pengarahan sebelum bekerja sebagai tanda kepatuhan telah tercipta.

Ketika telah tercipta kepatuhan, karyawan biasa diperintah dan mengikuti perintah, maka budaya patuh pada pemimpin telah tercipta. Orang yang patuh menjadi jauh lebih mudah untuk diarahkan, bersedia mendengarkan apa yang disampaikan. Sesungguhnya materi hanya alat bantu untuk memahamkan karyawan tentang nilai kerja yang perlu dijalankan selama kerja di perusahaan. Materi yang disampaikan berulang-ulang akan mudah diingat oleh karyawan.

Sedangkan materi yang disampaikan setiap terjadi kasus maka akan menumbuhkan begitu pentingnya materi itu dipahami oleh karyawan. Karyawan merasakan urgen dan penting ketika itu disampaikan dengan serius oleh leader ketika terjadi penyimpangan. Mereka menjadi paham bahwa apa yang disampaikan adalah sesuatu yang penting dan perlu diperhatikan. Disinilah leader menumbuhkan motivasi, dan menanamkan disiplin pada diri karyawan, bukan karyawan ditakuti atau dibuat cemas dengan ancamannya.

Oleh karena itu setelah budaya kepatuhan telah dibentuk maka leader perlu berlatih menyampaikan materi dimana karyawan menjadi berpikir. Teknik menegur dengan kasih dan coaching dijalankan sehingga kita menanam nilai dalam benak karyawan. Dengan bantuan Active Learning Management System tentu karyawan dibentuk kebiasaan berpikirnya sehingga memudahkan untuk menerima teguran dan mengurangi tingkat penolakan.

Salam improvement 


Bila bermanfaat, bagikan melalui :