
Bagikan melalui :
Hidup Lebih baik
ditentukan oleh Tujuan. Tujuan yang mengarahkan sikap dan tindakan manusia.
Tanpa tujuan manusia tak akan bergerak kemanapun. Tanpa tujuan tak ada kondisi
lebih baik karena pikiran selalu mengejar tujuan. Ketika tak ada tujuan dalam
pikiran maka manusia akan bekerja dengan yang tercipta, tujuan yang diciptakan
dan diperintahkan pada manusia untuk dicapai. Ketika tak ada tujuan maka
sesungguhnya sikap dan Tindakan kita mengejar tujuan yang diciptakan orang
lain.
"Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Jadi tujuan manusia diciptakan adalah
untuk saling mengenal, untuk saling mendukung, secara bersama wujudkan cita
mulia. Saling mengenal ialah cara untuk mencapai tujuan bersama. Bagaimana
mencapai tujuan bersama itu? Dengan saling mengenal. Kita bisa bertukar
manfaat, bantu-membantu, saling isi-mengisi tuk wujudkan kehidupan lebih baik
dengan damai. Bukan saling bermusuhan, bukan menciptakan group atau kelompok
tertentu, bukan berpandangan pro karyawan pro perusahaan dan ini bisa dibentuk
kalau kita saling mengingatkan.
Manusia diciptakan ada yang diatas dan dibawah, ada yang
memiliki kelebihan dan sekaligus dengan kelemahannya. Tak ada manusia yang
segalanya lebih, tentu ada kekurangan yang dimilikinya. Dengan memhami
fingerprint analysis atau multiple intelegence, kita diingatkan bahwa semua
manusia memiliki kecerdasan. Untuk tujuan apa diciptakan demikian? Kerjasama,
saling mengenal dan diciptakannya sebagai makhluk sosial.
Ketika bos perusahaan memiliki segala kelebihan dan karyawan
dengan segala kekurangan maka tak ada kondisi saling membutuhkan, tak tercipta
Kerjasama. Kondisi demikian adalah yang diatas, menyantuni yang dibawah.
Kerjasama tercipta ketika semua saling membutuhkan. Setiap orang memliki
kelebihan. Ada yang memiliki kelebihan uang (bos), makai a yang bisa memberikan
gaji. Karyawan yang lebih tenaga, bisa barterkan tenaga dengan uang. Yang
berlebihan ilmu dapat membagikan ilmunya, yang kelebihan waktu dapat sedekahkan
waktunya. Tak ada manusia yang dapat hidup sendiri.
Pak bagaimana dengan konsep berbagi. Kita semua yang bekerja
berarti telah berbagi dengan kelebihan kita masing-masing. Lalu siapa yang ada
diatas. Barang siapa yang memberi lebih maka sesungguhnya dialah yang berhak
diatas. Ketika karyawan dengan gaji UMK mampu memberikan sumbangsih sebagai
leader tentu dia melakukan lebih dari apa yang diterimanya.
Rugi donk? Tak ada rugi dalam kehidupan. Hidup itu sendiri
adalah anugrah, hidup adalah pemberian, maka yang memberi dan bersedia berbagi
tentu ada diatas. Karena yang mampu berbagi, tentu yang ada diatas. Bagi yang
memberikan tenaganya maka ia akan bertambah kekuatannya. Sedangkan yang memberi
ilmu akan terus mengalami peningkatan ilmu yang dikuasainya, bagi yang memberi
lebih dana maka menjadi dipercaya dan mampu mempertahankan karyawan yang
berpotensi. Mereka yang bersedia memberikan waktunya, dikenal dengan loyalitas.
Mereka menjadi disenangi dan menyebabkan ia terus mendapatkan kesempatan
bekerja, banyak yang senang dengan orang yang demikian. Lalu dimana letak
kerugiannya? bukankah hanya yang berbuat yang berhak untuk menuai.
Faktanya, banyak karyawan yang berhitung dalam bekerja.
Manakala ia mendapatkan gaji dibatas UMK maka ia juga memberikan sekedarnya.
Setiap ada tambahan pekerjaan, mereka umumnya tak mengerjakan dengan
kesungguhan karena menganggap bahwa itu bukan tugasnya. Apa yang didapat oleh
karyawan yang berhitung-hitung. Berhitung itu wajib dilakukan agar kita bisa
lakukan perbaikan diri dengan mengukurnya.
Berhitung-hitung tanda kekurangan. Orang yang banyak
berhitung tentu mempunyai sumber terbatas sehingga perlu dihitang hitung.
Mereka yang berhasil, lakukan perhitungan untuk menetapkan target, semua hal
telah ditimbang diawal dan akan diperbaiki dengan melihat hasil dari Tindakan.
Sikapnya menghasilkan perbaikan terus menerus.
Bagaimana dengan penjelasan bahwa segala
hal yang hadir dalam hidup kita selalu dimulai dari pikiran? Berbagi dengan
memikirkannya berarti tak dilakukan dengan ikhlas. Bagaimana tindakan tidak
ikhlas dapat menghasilkan yang lebih baik? Pertanyaan bagus. Coba ditelaah
manakala kita berpikir kekurangan, banyak mengeluh, bagaimana bisa mengundang
hal buruk dalam hidup kita. Berlaku hukum the law of attraction, law of
vibration.
Dengan berpikir negative berarti kita
mengajarkan sel-sel dalam tubuh menjadi lemah. Sedangkan kita adalah makhluk
energi dan semua penciptaanNya adalah energi. Energi untuk benda mati, berarti
bergerak terbatas antara neutron, proton dan electron, bergerak berputar
sebagai simbol kepatuhan (ibadah). Pikiran kita juga berupa energi, jadi apa
yang dipikirkan terus menerus bisa menjadi wujud.
Manakala kita berbagi maka dengan
sendirinya sikap dan Tindakan kita mengajarkan pada sel-sel dalam tubuh bahwa
kita berkelebihan. Dengan kelebihan maka kita mengundang kelebihan dalam diri.
Bukankah dengan merasa berkelebihan kita bersyukur dan dampak bersyukur adalah
penambahan. Tidak mengherankan ada beberapa orang yang menyampaikan bahwa ia
hanya mendoa sekali tetapi kenapa langsung dikabulkan. Bagaimana proses ini,
jika kita tak mengenal bahwa pengajaran bersyukur hasilkan hal positif.
Pelajaran menarik, kita perlu hindari pikiran negatif dengan Teknik berpikir
positif.
Salam sukses selalu
Bila bermanfaat, bagikan melalui :