Milikilah Semangat Berbagi



Bagikan melalui :

Milikilah Semangat Berbagi

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 22-Jan-2024





Hidup Lebih baik ditentukan oleh Tujuan. Tujuan yang mengarahkan sikap dan tindakan manusia. Tanpa tujuan manusia tak akan bergerak kemanapun. Tanpa tujuan tak ada kondisi lebih baik karena pikiran selalu mengejar tujuan. Ketika tak ada tujuan dalam pikiran maka manusia akan bekerja dengan yang tercipta, tujuan yang diciptakan dan diperintahkan pada manusia untuk dicapai. Ketika tak ada tujuan maka sesungguhnya sikap dan Tindakan kita mengejar tujuan yang diciptakan orang lain.

"Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Jadi tujuan manusia diciptakan adalah untuk saling mengenal, untuk saling mendukung, secara bersama wujudkan cita mulia. Saling mengenal ialah cara untuk mencapai tujuan bersama. Bagaimana mencapai tujuan bersama itu? Dengan saling mengenal. Kita bisa bertukar manfaat, bantu-membantu, saling isi-mengisi tuk wujudkan kehidupan lebih baik dengan damai. Bukan saling bermusuhan, bukan menciptakan group atau kelompok tertentu, bukan berpandangan pro karyawan pro perusahaan dan ini bisa dibentuk kalau kita saling mengingatkan.

Manusia diciptakan ada yang diatas dan dibawah, ada yang memiliki kelebihan dan sekaligus dengan kelemahannya. Tak ada manusia yang segalanya lebih, tentu ada kekurangan yang dimilikinya. Dengan memhami fingerprint analysis atau multiple intelegence, kita diingatkan bahwa semua manusia memiliki kecerdasan. Untuk tujuan apa diciptakan demikian? Kerjasama, saling mengenal dan diciptakannya sebagai makhluk sosial.

Ketika bos perusahaan memiliki segala kelebihan dan karyawan dengan segala kekurangan maka tak ada kondisi saling membutuhkan, tak tercipta Kerjasama. Kondisi demikian adalah yang diatas, menyantuni yang dibawah. Kerjasama tercipta ketika semua saling membutuhkan. Setiap orang memliki kelebihan. Ada yang memiliki kelebihan uang (bos), makai a yang bisa memberikan gaji. Karyawan yang lebih tenaga, bisa barterkan tenaga dengan uang. Yang berlebihan ilmu dapat membagikan ilmunya, yang kelebihan waktu dapat sedekahkan waktunya. Tak ada manusia yang dapat hidup sendiri.

Pak bagaimana dengan konsep berbagi. Kita semua yang bekerja berarti telah berbagi dengan kelebihan kita masing-masing. Lalu siapa yang ada diatas. Barang siapa yang memberi lebih maka sesungguhnya dialah yang berhak diatas. Ketika karyawan dengan gaji UMK mampu memberikan sumbangsih sebagai leader tentu dia melakukan lebih dari apa yang diterimanya.

Rugi donk? Tak ada rugi dalam kehidupan. Hidup itu sendiri adalah anugrah, hidup adalah pemberian, maka yang memberi dan bersedia berbagi tentu ada diatas. Karena yang mampu berbagi, tentu yang ada diatas. Bagi yang memberikan tenaganya maka ia akan bertambah kekuatannya. Sedangkan yang memberi ilmu akan terus mengalami peningkatan ilmu yang dikuasainya, bagi yang memberi lebih dana maka menjadi dipercaya dan mampu mempertahankan karyawan yang berpotensi. Mereka yang bersedia memberikan waktunya, dikenal dengan loyalitas. Mereka menjadi disenangi dan menyebabkan ia terus mendapatkan kesempatan bekerja, banyak yang senang dengan orang yang demikian. Lalu dimana letak kerugiannya? bukankah hanya yang berbuat yang berhak untuk menuai.

Faktanya, banyak karyawan yang berhitung dalam bekerja. Manakala ia mendapatkan gaji dibatas UMK maka ia juga memberikan sekedarnya. Setiap ada tambahan pekerjaan, mereka umumnya tak mengerjakan dengan kesungguhan karena menganggap bahwa itu bukan tugasnya. Apa yang didapat oleh karyawan yang berhitung-hitung. Berhitung itu wajib dilakukan agar kita bisa lakukan perbaikan diri dengan mengukurnya.

Berhitung-hitung tanda kekurangan. Orang yang banyak berhitung tentu mempunyai sumber terbatas sehingga perlu dihitang hitung. Mereka yang berhasil, lakukan perhitungan untuk menetapkan target, semua hal telah ditimbang diawal dan akan diperbaiki dengan melihat hasil dari Tindakan. Sikapnya menghasilkan perbaikan terus menerus.

Bagaimana dengan penjelasan bahwa segala hal yang hadir dalam hidup kita selalu dimulai dari pikiran? Berbagi dengan memikirkannya berarti tak dilakukan dengan ikhlas. Bagaimana tindakan tidak ikhlas dapat menghasilkan yang lebih baik? Pertanyaan bagus. Coba ditelaah manakala kita berpikir kekurangan, banyak mengeluh, bagaimana bisa mengundang hal buruk dalam hidup kita. Berlaku hukum the law of attraction, law of vibration.

Dengan berpikir negative berarti kita mengajarkan sel-sel dalam tubuh menjadi lemah. Sedangkan kita adalah makhluk energi dan semua penciptaanNya adalah energi. Energi untuk benda mati, berarti bergerak terbatas antara neutron, proton dan electron, bergerak berputar sebagai simbol kepatuhan (ibadah). Pikiran kita juga berupa energi, jadi apa yang dipikirkan terus menerus bisa menjadi wujud.

Manakala kita berbagi maka dengan sendirinya sikap dan Tindakan kita mengajarkan pada sel-sel dalam tubuh bahwa kita berkelebihan. Dengan kelebihan maka kita mengundang kelebihan dalam diri. Bukankah dengan merasa berkelebihan kita bersyukur dan dampak bersyukur adalah penambahan. Tidak mengherankan ada beberapa orang yang menyampaikan bahwa ia hanya mendoa sekali tetapi kenapa langsung dikabulkan. Bagaimana proses ini, jika kita tak mengenal bahwa pengajaran bersyukur hasilkan hal positif. Pelajaran menarik, kita perlu hindari pikiran negatif dengan Teknik berpikir positif.

Salam sukses selalu 


Bila bermanfaat, bagikan melalui :