Menyusun Active Learning untuk Sopir



Bagikan melalui :





Pak bagaimana dengan kesibukan sopir dalam lakukan pengiriman, mereka tak sempat untuk mengerjakan program Active Learning. Penyimpangan sopir masih saja terjadi, tak ada yang memberitahukan kepada mereka, seharusnya itu kan tugas dari atasannya ya pak?

Kita tak bisa membuat pekerjaan menjadi kotak-kotak dibatasi oleh job description. Kita satu team dengan leader, bagaimana membuat kinerja karyawan menjadi optimal. Kunci utama adalah mereka harus paham tentang tugas dan tanggung jawabnya, tak cukup hanya itu, mereka juga wajib tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Menyalahkan tak membuahkan hasil kebaikan apapun, lebih baik kita mengambil peran bagaimana menyampaikan materi ini kepada sopir dan kernet.

Ketika penggunaan PC tak dapat ciptakan kemudahan dalam pengerjaan maka perlu dibuat program berbasis web yang dapat diakses oleh karyawan melalui HP. Kendala berikutnya muncul, dimana karyawan tak memiliki kuota untuk mengerjakan latihannya. Bagaimana dengan penyediaan wifi untuk karyawan, sehingga mereka dapat berlatih disela kesibukan kerjanya.

Wah bagaimana kalo itu tidak mendapatkan persetujuan manajemen? Karena perusahaan telah menjadi klien dan kami tangani, maka totalitas yang harus dikedepankan. Bagaimana caranya agar karyawan mendapatkan materi yang diharapkan untuk dipahami agar kerja menjadi efektif.

Dapat disampaikan ke karyawan melalui kartu soal sehingga karyawan semuanya dapat memahami materi yang diharapkan. Hal utama yang perlu dipikirkan adalah

  1. Kartu soal diberikan secara Bersama 5 sampai 8 orang sopir dan kernat. Mereka mendapatkan kartu dengan soal yang harus dijawab. Karyawan langsung diberitahu, jawaban salah dan benarnya.
  2. Jumlah soal yang diberikan cukup 10 soal agar proses pembelajaran tidak terlalu lama. Setelah mereka mendapatkan jawabannya maka diharapkan mereka tahu apa yang boleh dan tidak boleh. Kemudian diberikan kartu soal berikutnya.
  3. Mereka terus mendapatkan jawabannya, kemudian diberi kartu soal berikutnya. Mengapa? agar penyampaian informasi dapat segera dipahami oleh seluruh karyawan. Sehingga karyawan tidak melakukan pelanggaran atau penolakan penugasan.
  4. Kemudian dilakukan validasi pemahaman, dimana kartu materi diulang dan karyawan menjawab hingga semua karyawan lulus.
  5. Pemberian kartu materi didahului oleh kasus penyimpangan, disamping agar segera paham penyimpangan dan terbentuk kepatuhan. Karyawan tidak ada unsur penolakan ketika diberikan materi tentang penyimpangan. Mengapa sampai dengan 3 kali? agar terbentuk kepatuhan pada diri karyawan dan menerima pentingnya pembelajaran materi sesuai penugasan mereka.
  6. Setelah terbentuk kepatuhan maka karyawan dapat diberikan materi tentang penggajian, komponen gaji, potongan atau denda serta masa berlakunya kontrak kerja. Jangan biarkan karyawan memiliki pemahaman sendiri tentang kabijakan kontrak kerja dan pengupahan. Mereka perlu tahu bahwa maksimal kontrak kerja adalah 5 tahun berdasarkan Undang-undang.

Dengan memberikan materi melalui kartu maka akan menghindari penolakan dari sopir dan kernet. Mereka membahas apa yang seharusnya dilakukan sebagai karyawan dibagian pengiriman. Mereka tak ditegur atau disalahkan berkaitan dengan materi yang mereka wajib jawab. Adapun Sebagian materi tersebut adalah :

  1. Pelanggaran berat dapat terkena tindakan PHK. Termasuk pelanggaran berat adalah pencurian, membuat laporan palsu, minum-minuman keras, narkoba, berkelahi, merokok di perusahaan, serta segala perbuatan yang dapat dihukum pidana 5 tahun atau lebih.
  2. Menolak perintah atasan termasuk pelanggaran. Karyawan yang sudah melanggar dan diberi SP, ketika menolak menandatangani bukti pembinaan maka dapat diberikan SP berikutnya. Karyawan yang menolak perintah atasan dan telah mendapat SP3, dapat di PHK.
  3. Menjual kulitan bukan pelanggaran karena kulitan tidak dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu kulitan diminta bawa kembali oleh konsumen.
  4. Menjual solar dan membuat nota solar palsu tergolong pelanggaran berat. Tak ada karyawan yang bersedia melakukan pelanggaran ini karena resikonya berat. Berkaitan dengan solar, karyawan pengiriman pasti jujur.
  5. Pilih-pilih kiriman bukan suatu penyimpangan, dengan memilih kiriman maka sopir dan kernet dapat mengirim ke alamat tujuan dengan cepat karena sudah terbiasa.
  6. Sopir yang tidak segera kembali setelah melakukan pengiriman, mampir istirahat atau memanfaatkan jam waktu kirim untuk mampir pulang ke rumah ketika sejalan dengan arah pengiriman adalah penyimpangan yang dapat diberikan SP.
  7. Melakukan manipulasi uang jalan dengan memberikan informasi tentang kewajiban dalam memberikan uang tip pada sopir forklift dan kuli, serta tidak melaporkan secara benar besarnya uang yang dikeluarkan adalah penyimpangan.

Demikian yang dapat kami bagikan, moga dapat dipahami oleh pembaca dan bermanfaat tuk ciptakan kondisi disiplin karyawan agar mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan.

Salam Sukses Selalu.


Bila bermanfaat, bagikan melalui :