Diskusi Membahas KPI



Bagikan melalui :

Diskusi Membahas KPI

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 22-Jan-2024





Teman berkumpul dan mendiskusikan tentang KPI di Coffee Ejji Corner. Ada yang baru mendapatkan pelatihan tentang Bagaimana Menyusun KPI. Awalnya ia yang antusias menjelaskan materi KPI yang didapatkannya dari pelatihan. Ternyata dalam pembahasan tanya jawab dengan trainer yang membuat peserta training menjadi lebih paham tentang perbedaan antara performance Review dan KPI.

Persoalan penilaian kedisiplinan, pembelajaran dan sikap kerja karyawan tidak boleh dimasukkan dalam komponen KPI karena itu sudah ada ranah untuk penilaiannya, yaitu performance review. Rekan lain yang sudah menerapkan KPI di perusahaannya, menyampaikan boleh saja dimasukkan dalam komponen penilaian dalam KPI, karena menurutnya lebih efektif daripada kita buat program KPI dan program Performance Appraisal. Toh hasil dari Performance Appraisal justru akan menunjang pencapaian KPI.

Ketika Performance Appraisal karyawan kurang baik tentu akan berpengaruh pada hasil KPI. Bagaimana pak, sadar bahwa saya juga hadir dalam diskusi tersebut. Kita ini mau bahas metode perbaikan kinerja atau kita bahas tentang bagaimana meningkatkan kinerja perusahaan yang efektif. Jika fokus kita pada metodenya maka kita tak boleh campurkan antara metode yang satu dengan lainnya. Tetapi jika kita inginkan hasil performance meningkat tentunya kita perlu terapkan segala upaya untuk capai target kita.

Ibarat jika kita pergi ke dokter untuk tujuan sembuh dari penyakit. Kemudian kita hanya ikuti satu metode yang kita yakini sebagai benar, yaitu minum obat yang rajin sesuai dengan instruksi dokter. Bagaimana hasilnya? Mereka sepakat, belum tentu sembuh tetapi mereka tidak paham kenapa tidak yakin sembuh? Dari jawaban rekan, kita paham bahwa pendekatan holistik yang harus digunakan agar pengobatan menjadi efektif.

Sembuh ditentukan oleh Input, Proses dan Output. Dalam input tak cukup hanya obat tetapi juga nutrisi yang sesuai kebutuhan tubuh. Ketika kita pentingkan input juga tidak optimal, kita butuh olahraga dan pola istirahat yang cukup. Kebanyakan orang sakit jangka panjang, badannya terasa sakit maka kecenderungan kebiasaan MAGER yang diterapkan, maka kesembuhan juga jauh dari harapan.

Apakah obat dapat menyembuhkan manusia dari sakit. Ternyata tak ada obat yang menyembuhkan. Coba dilihat dalam bungkus obat. Disana tertera obat dapat mengurangi gejala sakit. Kita juga dapatkan fakta bahwa orang bisa sembuh pergi ke mantri, meskipun hanya disuntik vitamin. Bahkan ada orang yang mampu sembuh dari kanker dengan diberi obat PLACEBO. Jadi apa yang menyembuhkan? ya KEYAKINAN. Ketika orang rajin minum obat maka ia merasa bahwa gejala sakitnya berkurang, disinilah tumbuh keyakinan bahwa ia telah sembuh.

Pikiran hanya mencipta dan keyakinan yang mewujudkannya. Pengukuran melalui KPI menumbuhkan kesadaran bahwa masih bisa ditingkatkan lagi. Motor penggerak untuk konsisten adalah keyakinan. Disiplin, kepatuhan atau ibadah yang membuat seseorang alami perbaikan, karena mindset yang positif mendatangkan hasil positif.

Manakala kita hanya gunakan satu metode KPI, maka kita juga bisa lihat bahwa banyak perusahaan yang menerapkan KPI tetapi tak mendapatkan hasil yang diharapkan. Ketika disiplin tak dimasukkan maka pencapaian KPI dapat terjadi karena kebetulan. Kebetulan semua karyawan masuk kerja, kebetulan listrik tidak pernah bermasalah, kebetulan tak ada mesin produksi yang rusak, kebetulan bahan tersedia cukup sehingga tidak ada waktu tunggu.

Hal terpenting HR wajib lakukan Analisa terhadap peningkatan kinerja. Memasukkan faktor disiplin dan belajar sangat membantu hasilkan capaian yang lebih baik. Kita dapat memberikan bobot penilaian yang lebih kecil dari bobot untuk pencapaian performance. Belajar yang ciptakan mindset positif yang dapat tumbuhkan sikap yang tepat. Konsekuensi juga perlu dianalisa, ketika pencapaian KPI hanya sebagai tugas dan kewajiban dan tak berpengaruh terhadap pendapatan karyawan tentu akan menurun motivasi kerja karyawan.

Kami selalu sarankan untuk penghargaan pencapaian KPI diberikan secara bulanan dan tahunan. Ketika pencapaian KPI tinggi tetapi keuntungan perusahaan menurun, berarti ada yang salah dalam penentuan KPI. Oleh karena itu kami pegang prinsip bahwa perusahaan untung, bagian berprestasi dan karyawan berkinerja unggul. Kami selalu gunakan penilaian bagian sebagai tolok ukur tertinggi atas pencapaian KPI individu karyawan.

Silahkan pertimbangkan, apakah kita berdebat tentang KPI atau bukan KPI, dan kita bisa memilih pendekatan apa yang perlu diterapkan untuk hasil optimal.

Salam sukses selalu.


Bila bermanfaat, bagikan melalui :