
Bagikan melalui :
Islam hadir dari jaman jahiliyah menuju
terang benderang dan keemasan. Musuh islam telah tertulis dalam kitab Al-Quran
dan hadist yaitu Kebodohan, Kemiskinan dan Penyakit. Sedangkan manusia diberi
predikat Khalifah di muka bumi. Pernyataan ini mengandung makna manusia diberi
kewenangan mengelola bumi dan segala isinya.
Bagaimana kita mengelola bumi jika tak
memiliki pengetahuan tentangnya. Banyak yang berharap hasil panen yang bagus
dengan menambah pupuk kimia yang digunakan. Alhasil bumi menjadi rusak dan
panen mengalami kegagalan. Disini karena keserakahan manusia, menghendaki hasil
banyak dalam waktu cepat. Tak ada yang seperti ini, semua butuh proses. Bahkan
produk kopi instan, memiliki rantai proses yang lebih panjang daripada kopi
tubruk.
Ketika bumi dikelola oleh orang yang pandai
maka yang terjadi adalah situasi damai, sikap toleransi dan berpikir maju.
Bukankah tanpa damai tak akan pernah hadir sejahtera. Sudah menjadi Sunatullah
bahwa manusia diciptakan berbeda, bersuku-suku, berbangsa-bangsa, maka yang
menentang perbedaan sesungguhnya menentang proses penciptaan manusia. Patut
disadari bahwa tak ada yang menghendaki dilahirkan dari orang tua dari suku,
agama, ras tertentu.
Sungguh agung perintahNya, bahwa
diciptakannya manusia berbeda-beda dengan tujuan untuk saling mengenal, untuk
saling memahami. Perbedaan membuat sinergi perbaikan yang luar biasa. Coba
bayangkan jika satu bagian terdiri dari orang dengan kecerdasan dan karakter
yang sama, yang terjadi bukan teamwork tetapi pertikaian dan kondisi tidak
damai, yang membawa para pemimpin sibuk urusan SDM dan bukan memikirkan urusan
bisnis dan mengembangkan bisnisnya.
Orang pandai tentu bisa menerima perbedaan,
menciptakan keteraturan dan kedamaian. Disinilah peran leadership dan manajemen
diperlukan. Oleh karena itu kita tak diperkenankan memberikan penugasan atau
perkara kepada yang bukan ahlinya. Perkara yang ditangani oleh yang tak
memiliki keahlian tentu hasilnya tak optimal bahkan terjadi kerusakan. Oleh
karena itu kebodohan, kemiskinan dan penyakit adalah musuh segala bangsa.
Menyadari tujuan mulia ini maka cetaklah
para pemimpin yang handal, tidak hanya pandai berkata tetapi juga menerapkan
perkataannya dalam tindakan dirinya dan mengajak orang lain untuk bersikap tepat
agar tercipta kondisi kemajuan yang dicitakan. Oleh karena itu belajar tiada
berhenti dalam kehidupan untuk hidup lebih baik. Bahkan di perintahkan
belajarlah hingga ke negeri Cina, belajarkan hingga liang lahat. Manusia
berhenti belajar ketika telah tutup usia. Belajar yang dilakukan sepanjang
hayat adalah belajar tentang meningkatkan nilai diri, belajar tentang mengubah
mindset menciptaan growth mindset yang menentukan hidup masa depan lebih baik.
Bukan belajar pengetahuan kerja, yang cepat dikuasai oleh karyawan.
Kebodohan adalah kunci dari semua petaka.
Kebodohanlah yang menciptakan kemiskinan. Kebodohan pula yang hasilkan manusia
menjadi berpenyakit. Kebiasan hidup atau gaya hidup yang tak sehat yang
mengancam manusia untuk menjadi sakit. Berapa besar biaya pengobatan yang harus
ditanggung oleh pemerintah, ketika jumlah orang sakit meningkat. Tak cukup
iuran BPJS membiayai semua yang diakibatkan kebodohan kecuali membuat menjadi
pandai.
Tak ada yang menyangkal, bahwa belajar yang
membawa manusia menuju hidup lebih baik. Banyak motivator yang sarankan
investasikan apa yang anda hasilkan untuk leher ke atas. Investasi ini akan
menghasilkan uang dan kelayakan hidup karena semua hadir dalam hidup manusia
karena dipikirkan. Banyak fasilitas belajar yang tersedia dengan berkembangnya
tehnologi. Bahkan manusia dapat belajar gratis tanpa biaya. Tetapi musuh utama
yang menciptakan kebodohan hadir adalah kemalasan.
Orang tak punya bisa berhasil, orang yang
tak berprestasi bisa sukses, orang yang tak sempurna tubuhnya ada yang
berhasil, TETAPI ada satu yang tak pernah berhasil yaitu orang yang malas.
Orang yang malas belajar, malas mencoba, malas keluar dari zona nyaman, malas
untuk diet, malas ubah diri. Ya malaslah yang menjadi sumber masalah manusia.
Semua diberi hak sukses yang sama tetapi kemalasan berpeluang ada pada setiap
insan.
Tugas mulia dari departemen pengembangan
SDM, untuk menciptakan karyawan yang kompeten, memiliki pengetahuan yang
dibutuhkan, bersikap professional dan mampu unjuk kerja yang optimal. Program Active
Learning Management System, hadir membantu rekan HRD dalam pengembangan SDM
melalui soal dan studi kasus yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Program dapat
menjangkau semua karyawan dan terstandarisasi. Pengulangan Latihan yang akan
membentuk mindset, sikap sabar dan ketelitian. Program berbasis brainware
management, maka yang dimanage adalah brain karyawan. Praktek yang dijalankan
juga membuat karyawan berpikir bukan menciptakan kepatuhan dengan ancaman dan
rasa tetapi menghargai semua pendapat karyawan.
Salam improvement.
Bila bermanfaat, bagikan melalui :