Musuh Segala Bangsa



Bagikan melalui :

Musuh Segala Bangsa

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 22-Jan-2024





Islam hadir dari jaman jahiliyah menuju terang benderang dan keemasan. Musuh islam telah tertulis dalam kitab Al-Quran dan hadist yaitu Kebodohan, Kemiskinan dan Penyakit. Sedangkan manusia diberi predikat Khalifah di muka bumi. Pernyataan ini mengandung makna manusia diberi kewenangan mengelola bumi dan segala isinya.

Bagaimana kita mengelola bumi jika tak memiliki pengetahuan tentangnya. Banyak yang berharap hasil panen yang bagus dengan menambah pupuk kimia yang digunakan. Alhasil bumi menjadi rusak dan panen mengalami kegagalan. Disini karena keserakahan manusia, menghendaki hasil banyak dalam waktu cepat. Tak ada yang seperti ini, semua butuh proses. Bahkan produk kopi instan, memiliki rantai proses yang lebih panjang daripada kopi tubruk.

Ketika bumi dikelola oleh orang yang pandai maka yang terjadi adalah situasi damai, sikap toleransi dan berpikir maju. Bukankah tanpa damai tak akan pernah hadir sejahtera. Sudah menjadi Sunatullah bahwa manusia diciptakan berbeda, bersuku-suku, berbangsa-bangsa, maka yang menentang perbedaan sesungguhnya menentang proses penciptaan manusia. Patut disadari bahwa tak ada yang menghendaki dilahirkan dari orang tua dari suku, agama, ras tertentu.

Sungguh agung perintahNya, bahwa diciptakannya manusia berbeda-beda dengan tujuan untuk saling mengenal, untuk saling memahami. Perbedaan membuat sinergi perbaikan yang luar biasa. Coba bayangkan jika satu bagian terdiri dari orang dengan kecerdasan dan karakter yang sama, yang terjadi bukan teamwork tetapi pertikaian dan kondisi tidak damai, yang membawa para pemimpin sibuk urusan SDM dan bukan memikirkan urusan bisnis dan mengembangkan bisnisnya.

Orang pandai tentu bisa menerima perbedaan, menciptakan keteraturan dan kedamaian. Disinilah peran leadership dan manajemen diperlukan. Oleh karena itu kita tak diperkenankan memberikan penugasan atau perkara kepada yang bukan ahlinya. Perkara yang ditangani oleh yang tak memiliki keahlian tentu hasilnya tak optimal bahkan terjadi kerusakan. Oleh karena itu kebodohan, kemiskinan dan penyakit adalah musuh segala bangsa.

Menyadari tujuan mulia ini maka cetaklah para pemimpin yang handal, tidak hanya pandai berkata tetapi juga menerapkan perkataannya dalam tindakan dirinya dan mengajak orang lain untuk bersikap tepat agar tercipta kondisi kemajuan yang dicitakan. Oleh karena itu belajar tiada berhenti dalam kehidupan untuk hidup lebih baik. Bahkan di perintahkan belajarlah hingga ke negeri Cina, belajarkan hingga liang lahat. Manusia berhenti belajar ketika telah tutup usia. Belajar yang dilakukan sepanjang hayat adalah belajar tentang meningkatkan nilai diri, belajar tentang mengubah mindset menciptaan growth mindset yang menentukan hidup masa depan lebih baik. Bukan belajar pengetahuan kerja, yang cepat dikuasai oleh karyawan.

Kebodohan adalah kunci dari semua petaka. Kebodohanlah yang menciptakan kemiskinan. Kebodohan pula yang hasilkan manusia menjadi berpenyakit. Kebiasan hidup atau gaya hidup yang tak sehat yang mengancam manusia untuk menjadi sakit. Berapa besar biaya pengobatan yang harus ditanggung oleh pemerintah, ketika jumlah orang sakit meningkat. Tak cukup iuran BPJS membiayai semua yang diakibatkan kebodohan kecuali membuat menjadi pandai.

Tak ada yang menyangkal, bahwa belajar yang membawa manusia menuju hidup lebih baik. Banyak motivator yang sarankan investasikan apa yang anda hasilkan untuk leher ke atas. Investasi ini akan menghasilkan uang dan kelayakan hidup karena semua hadir dalam hidup manusia karena dipikirkan. Banyak fasilitas belajar yang tersedia dengan berkembangnya tehnologi. Bahkan manusia dapat belajar gratis tanpa biaya. Tetapi musuh utama yang menciptakan kebodohan hadir adalah kemalasan.

Orang tak punya bisa berhasil, orang yang tak berprestasi bisa sukses, orang yang tak sempurna tubuhnya ada yang berhasil, TETAPI ada satu yang tak pernah berhasil yaitu orang yang malas. Orang yang malas belajar, malas mencoba, malas keluar dari zona nyaman, malas untuk diet, malas ubah diri. Ya malaslah yang menjadi sumber masalah manusia. Semua diberi hak sukses yang sama tetapi kemalasan berpeluang ada pada setiap insan.

Tugas mulia dari departemen pengembangan SDM, untuk menciptakan karyawan yang kompeten, memiliki pengetahuan yang dibutuhkan, bersikap professional dan mampu unjuk kerja yang optimal. Program Active Learning Management System, hadir membantu rekan HRD dalam pengembangan SDM melalui soal dan studi kasus yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Program dapat menjangkau semua karyawan dan terstandarisasi. Pengulangan Latihan yang akan membentuk mindset, sikap sabar dan ketelitian. Program berbasis brainware management, maka yang dimanage adalah brain karyawan. Praktek yang dijalankan juga membuat karyawan berpikir bukan menciptakan kepatuhan dengan ancaman dan rasa tetapi menghargai semua pendapat karyawan.

Salam improvement.


Bila bermanfaat, bagikan melalui :