Sulit Hanya Ada Diawal



Bagikan melalui :

Sulit Hanya Ada Diawal

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 22-Jan-2024





Dalam menerapkan program Active Learning Management System, memang banyak hambatan di awal pelaksanaan. Program sudah sesuai dengan prinsip belajar yang diperintahkan, dimana belajarlah hingga ke liang lahat. Belajar tak akan berhenti ketika tidak lagi melanjutkan di sekolah formal, justru belajar sesungguhnya ada di universitas kehidupan.

Belajar apakah yang dituntut pada diri manusia, untuk belajar sepanjang hayat. Jika belajar yang diperlukan adalah belajar tentang ketrampilan maka ketrampilan apa yang terus dipelajari. Ketika seseorang sudah menguasai ketrampilan sebagai kasir misalnya, maka ia tak diperlukan lagi untuk mendalami pengetahuan tentang kasir. Saat ia berpindah pekerjaan maka karirnya juga tetap sebagai kasir. Ketrampilan kerja tak menentukan karir kita melejit keatas.

Belajar yang tak pernah berhenti dilakukan oleh manusia dan ditugaskan sampai ke liang lahat adalah belajar tentang nilai diri. Tak ada habisnya untuk belajar bersyukur, memahami makna rejeki, cara meningkatkan nilai diri. Saat ia banyak belajar tentang dirinya maka ia bisa memenangkan pertarungan di dalam dirinya, karena musuh terbesar manusia ada didalam dirinya sendiri. Dengan nilai diri maka manusia dapat dipercaya, karena tumbuh kepercayaan maka karirpun dapat melejit diluar perkiraan. Attitude is Everything.

Sikap yang menentukan keunggulan, sikap pula yang membuat kita jatuh karena tidak dipercaya. Sikap yang menentukan kemajuan, bukan pengetahuan dan pengalaman. Sikap mendahulukan untuk menghargai maka kita dihargai kemudian. Tak ada yang bisa menjatuhkan diri kita kecuali atas persetujuan kita. Tak ada yang bisa membuat kita terpuruk, tak ada yang bisa membuat kita miskin, juga tak ada yang bisa merendahkan diri kita, kecuali pikiran kita memikirkan atau menyetujuinya.

Semua leader telah dijelaskan dan menyetujui, manfaat dari program Active Learning Management System. Dan mereka tak dapat menunjukkan apa kelemahan yang perlu diperbaiki bersama, agar program dapat dijalankan dengan efektif. Mereka menyumbang beberapa persoalan yang terjadi di perusahaan, untuk dimasukkan dalam materi yang didesain, meskipun tidak semua leader demikian.

Partisipasi dan kesetujuan leader belum tentu menjadi jaminan, bahwa mereka bersedia menjalankan program dengan suka cita dan senang hati karena mengetahui manfaat program bagi dirinya. Disinilah membuktikan bahwa setiap perubahan akan mengalami penolakan, penolakan adalah penyeimbang dimana pada akhirnya akan mencapai equilibrium. Sebaik apapun program dibuat, tetap saja ada orang yang tak menyetujuinya. Disinilah peran HRD sangat menentukan, dengan sikap dan kebijakan dalam menjalankan program perusahaan dibutuhkan.

Tetap saja HRD mengalami kesulitan dalam menjalankan program Latihan berpikir Active Learning. HRD mencoba untuk mendengarkan setiap keluhan leader. Akhirnya leader diajak berkomunikasi dan membahas bagaimana program bisa dijalankan dengan efektif. Keluhan itu adalah :

  1. Kami sibuk kerja, dan tidak dapat meninggalkan pekerjaan. Kami lebih mementingkan untuk mencapai target kami dibanding kami harus mengerjakan Latihan.
    • Jika kita fokus pada pekerjaan, apakah kita bisa melakukan perbaikan, peningkatan kinerja? Tentu saja kita alami kesulitan untuk menemukan ide untuk lakukan perbaikan. Fokus pada pekerjaan sudah menjadi keharusan agar hasil optimal, tetapi tak hasilkan perbaikan kinerja.
    • Berapa waktu yang anda butuhkan untuk melakukan Latihan? Pada saat pengerjaam awal anda butuh 18 menit, kedua anda mampu mengerjakan dalam waktu 15 menit, terus mengalami penurunan hingga anda mampu menyelesaikan dalam 8 menit.
  1. Kami bingung tak mengetahui apa jawabannya, kami hanya lakukan latihan.
    • Apakah rekan leader ada yang bisa lulus dari target nilai yang ditetapkan? ya banyak. Berarti leader yang lulus tentu mengetahui jawababnya. Kita memang berlatih sabar dan alami sedikit kesulitan yang akan membentuk diri kita.
    • Apakah ada leader yang mampu menyelesaikan tidak sampai dengan Latihan 7 kali? Ternyata ada yang bisa menyelesaikan dalam 6 kali latihan. Bagaimana anda dapat menyelesaikannya dalam 6 kali? Hanya mengikuti prosedur yang ditetapkan dan mendapatkan bantuan dari system.
  1. Untuk apa kami harus mendapatkan nilai 100 atau benar semua, toh kami juga tak bisa mengulang mendapatkan nilai 100 dengan lebih cepat?
    • Sesungguhnya nilai 100, hanya untuk materi wajib yaitu memahami penyimpangan. Jika kita menguasai macam penyimpangan maka kita menjadi sadar tentang Tindakan apa yang diperlukan.
    • Nilai 100 juga melatih ketelitian anda dalam mengerjakan soal dan studi kasus serta mampu membentuk kesabaran dalam pengerjaan yang akan berguna untuk menangani permasalahan karyawan. Sedangkan materi lain, dapat ditetapkan kelulusan dengan nilai 90. Mengapa demikian, agar memenuhi prinsip pembentukan maindset dimana pengulangan dilakukan 7 kali dengan berpikir. Menjalankan dalam 90 hari, maka mindset baru telah terbentuk.
    • Ternyata penjelasan ini tak diterima sepenuhnya oleh leader. Ada 2 orang leader yang sangat berpengaruh dan bisa memimpin leader lain untuk mengubah target nilai kelulusan. Disepakati nilai kelulusan adalah 75 dengan catatan jika ada yang bisa lulus dengan Latihan dibawah 7 kali akan dilakukan evaluasi.

Setelah berjalan 6 bulan, banyak leader yang mampu menyelesaikan materi dengan cepat, sehingga kami perlu menyiapkan materi lanjutan yang dibutuhkan. Ketika kami tanyakan, mengapa materi yang diinstall cepat habis? HRD menyampaikan bahwa mereka ada yang 4 kali latihan sudah lulus pak. Wah ini melanggar ketentuan yang disepakati, coba dinaikkan bu target kelulusannya.

Gak usah dinaikkan pak. Nanti leader pada protes seperti kejadian kapan hari. Sekarang saja mereka sudah sampai mengerjakan materi leader sampai kode 928. Mereka mengerjakannya nyambung terus, khawatir kebijakan diubah oleh manajemen. Dan hasilnya sudah lebih baik, disiplin karyawan meningkat, pencapaian KPI juga diatas 90%, checklist alami perbaikan, dan karyawan menjadi lebih mudah untuk diberikan pembinaan.

Akhirnya kami membuat analisa, mengapa dengan nilai kelulusan 75 sudah mampu membuat perubahan, sedangkan secara teori perlu 7 kali dipikiirkan dan dijalankan sebanyak 90 hari. Peluang yang mungkin adalah leader tetap menjalankan Latihan berpikir, meskipun telah menyelesaikan materi. Mereka justru mendapat banyak materi dengan Latihan yang dikerjakan meskipun belum tuntas menyelesaikannya. Materi sempat dipikirkan oleh leader.

Namun saya sendiri tidak bisa mengeluarkan sertifikat jika nilai kelulusannya hanya 75. Mengapa leader melakukan penolakan terhadap program yang ditetapkan meskipun mereka menyetujui untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan tidak diberlakukannya konsekuensi bagi leader yang telah menyelesaikan materi Latihan berpikir Active Learning. Hanya ada 3 syarat untuk berubah, yaitu sadar, feedback dan konsekuensi. Akhirnya kami Bersama HRD membuat strategi, dimana sistem konsekuensi ditetapkan bagi yang bersedia mencapai nilai standart minimal 90.

Salam improvement


Bila bermanfaat, bagikan melalui :