
Bagikan melalui :
Pernyataan 1
Saya Lulus kuliah 2020. Usia 25 tahun, sudah banyak mengirim lamaran kerja ke mana-mana, tetapi belum mendapatkan pekerjaan lagi selain kuli bangunan. Apa yang harus saya lakukan?
Pernyataan 2
Saya pun sama. Lulus sebagai Sarjana Teknik Industri dengan IPK 3.xx dan pengalaman organisasi yg lumayan tidak menjamin dapat mudah diterima kerja. Apalagi suasana pandemi kek gini.
Namun, saya tak patah arah. Bapak dulu pernah bilang gini ke saya, "Le, kamu harus benar-benar persiapkan segala kemungkinan2 yang terjadi di hari esok. Kita memang bisa merencanakan, tapi kehidupan nggak mesti searah dengan angan dan harapan kita".
Beliau awalnya mengajari saya berdagang di pasar. Iya di pasar. Jualan jajan tradisional, di sela-sela liburan semester. Dari situ lambat laun saya mulai memahami alur usaha tersebut.
Hal itu sangat berpengaruh saat pasca kelulusan. Sempat mengirim banyak CV ke instansi ini itu, namun yang terjadi belum juga ada panggilan. Ini sangat berbeda dari ekspektasi saya sebelumnya. Sempat down, namun pengalaman dari bapak membuat saya bangkit kembali. "Kalo saya ndak dapat pekerjaan, maka saya harus buat kerjaan untuk diri saya sendiri" batin saya.
Akhirnya saya memilih untuk buka usaha sendiri, masih bidang yang sama. Dan alhamdulillah terhitung sudah berjalan 6 bulan usaha saya mulai stabil, walau sempat jatuh di awalnya.
Memang sih untuk penghasilan masih di bawah UMR. Namun seenggaknya penghasilan dr usaha saya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan saya sendiri. Dan pastinya masih berusaha untuk mengembangkan usaha yang saya geluti saat ini.
Analisa dari 2 pernyataan tersebut, menjadi pelajaran bagi kita bahwa persiapkan segala kemungkinan, jangan terbuai lamunan yang tidak realistis. Bertanyalah pada diri sendiri :
- Apakah yang membutuhkan tenaga kerja, tidak jadi merekrut? ya bisa jadi. Mereka bisa saja mendata lebih dulu sebagai bank data, menunggu adanya kebutuuhan tenaga kerja dari bagian peminta. Sehingga bila dibutuhkan, maka proses pengadaannya menjadi lebih cepat.
- Apakah ijazah sarjana yang saya miliki bisa berpeluang diterima lebih besar? Apakah tak ada level sarjana lainnya yang juga membutuhkan pekerjaan? ya tentunya banyak.
- Apakah saya mengajukan banyak lamaran, berarti saya berpeluang diterima lebih besar? Bagaimana jika yang lain juga memiliki tindakan yang sama dengan yang saya lakukan? Berarti peluang saya sama seperti sebelumnya, kecuali tak banyak orang yang terus menulis dn mengirimkan surat lamaran keberbagai perusahaan atau instansi. Mungkinkah seperti ini? Mereka semua juga butuh pekerjaan seperti saya. Tentu ajukan banyak lamaran?
- Mengikuti saran agar dapat meningkatkan peluang untuk diterima kerja.
-
- Belajar menulis CV dan Portofolio
- Aktif di medsos, posting-posting pemikiran kita
- Terus branding diri
- Ikut webinar
- Menuliskan saya memiliki kemampuan bekerja dengan baik, saya senang mempelajari hal baru, saya terus berusaha mengembangkan diri, serta mencari cara yang efektif dan efisien dalam bekerja dan yang semacamnya.
Cobalah pikirkan, bahwa yang anda lakukan adalah pernyataan yang kita buat sendiri. Siapapun juga bisa melakukannya. Ketika kita melakukan hal yang sama, tentu tak bisa berharap hasilnya berbeda.
- Mengapa perekrut harus memilih saya?
Jawaban dari pertanyaan ini, tentu karena saya memiliki perbedaan dari pelamar lainnya. Apakah perbedaan tersebut dapat dipercaya ketika kita nyatakan sendiri?
-
- Bukan lama kerja yang penting, tetapi karir yang anda alami di perusahaan. Pengalaman lebih penting dibanding lamanya kerja.
- Buatlah cerita berupa pengalaman yang membuat orang lain menilai anda sebagai orang yang bertanggung jawab, berpengalaman, mampu menyelesaikan kasus di perusahaan, menunjukkan bagaimana anda berhasil Bersama tim. Intinya bukan anda yang bercerita bahwa diri anda berpengalaman, bertanggung jawab, mampu bekerja dalam tim. Tetapi biarlah pembaca yang akan menyimpulkannya.
- Perbanyak sertifikat yang menyatakan anda memiliki kemampuan, sebagai bukti anda komitmen dalam pengembangan profesi. Ijazah tak cukup untuk menyatakan kemampuan anda. Sertifikat attendance dan completion bisa jadi tak dilihat oleh perekrut. Tindakan anda nanggung.
- Lengkapi diri dengan sertifikat kemampuan / keahlian
-
- Anda bisa mendaftarkan diri untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dari BNSP, melalui Lembaga Sertifikasi Profesi.
- Anda mengikuti workshop yang menyediakan ketrampilan khusus sehingga anda benar-benar bisa bekerja.
- Atau anda dapat melakukan Latihan dan menjawab studi kasus serta mendapatkan sertifikat mastery karena anda mampu menyelesaikan latihan, praktek dan studi kasus yang diberikan. Dalam sertifikat juga dicantumkan jumlah soal dan studi kasus yang anda telah selesaikan. Sertifikat mastery diberikan dengan soal dan kasus yang diselesaikan sebanyak 300 dengan sangat baik, nilai kelulusan diatas 90. Anda juga dibekali dengan bimbingan melalui trouble shooting dimana kesulitan yang anda alami ditempat kerja dapat dicari dalam program bimbingan serta anda mendapatkan konsultasi atas permasalahan yang anda hadapi sesuai penguasaan topik secara free. Alat bantu ini mampu membuka peluang anda diterima bekerja, dan peluang karir karena anda mampu bekerja. Bukan siap latih.
Terus up grading skill anda, tetap semangat. Tak ada yang sia-sia yang dilakukan oleh manusia dengan kesungguhan.
Selamat untuk menempuh banyak ujian yang meningkatkan kualitas diri kita masing-masing.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :