
Bagikan melalui :
Cuti adalah hak karyawan untuk tidak bekerja setelah bekerja sampai periode waktu tertentu. Karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan berturut-turut berhak cuti 12 hari kerja. Pengaturan cuti diatur dalam peraturan perusahaan.
- Ada perusahaan yang mengatur pelaksanaan cuti, dengan mendata karyawan masuk kerja dan telah mencapai usia kerja 12 bulan maka berhak mengambil cuti. Hak cuti karyawan 12 hari kerja, peraturan perusahaan mengatur bagaimana cara pengambilan hak cuti tersebut. Ada yang membataskan maksimal pengambilan 3 hari dan harus menyertakan keperluan pengambilan cuti.
Pencatatan tanggal masuk karyawan dilakukan hanya untuk pertama kali saja karena kesulitan mengikuti tanggal masuk setiap karyawan dan menghitung sisa cutinya. Semua karyawan yang telah memenuhi syarat mendapatkan cuti maka setiap tahun mereka mendapatkan hak cutinya 12 hari kerja. Maka diawal tahun karyawan mendapatkan hak cutinya.
Nampak tak ada permasalahan dengan hak cuti ini, selama karyawan bekerja. Permasalahan muncul ketika karyawan mengundurkan diri dan HRD menghitungkan sisa cuti yang harus dibayar oleh perusahaan. Ketika karyawan mengundurkan diri pada awal tahun, katakanlah bulan Februari maka karyawan mendapatkan hak cuti 12 hari yang belum dibayar.
Ternyata karyawan jauh lebih jeli perhitungannya. Banyak karyawan yang mengundurkan diri pada awal tahun karena mendapatkan hak cuti 12 hari kerja. Karena sering mengeluarkan dana untuk sisa cuti bagian keuangan menanyakan, kog semua karyawan sisa cutinya sama. Semua karyawan mengundurkan diri, mendapat penuh hak cutinya. Buat apa ada informasi keterangan sisa cuti jika semua karyawan yang mengundurkan diri diberi hak cuti 12 hari kerja.
Masuk akal juga pendapat bagian Finance. Jika pernyataan itu logis maka sumber penyebabnya ada di sistem cuti yang diatur oleh HRD?
- Perusahaan lainnya menerapkan, ketika karyawan telah mencapai 12 bulan usia kerjanya, maka muncul hak cutinya. Karena jumlah cuti adalah 12 hari kerja maka karyawan berhak mendapatkan hak cuti 1 hari setiap bulannya. System yang diatur adalah ketika mencapai 12 bulan maka persyaratan hak cuti karyawan sudah terpenuhi. Misal karyawan masuk tanggal 15 Juni 2021. Maka pada tanggal 15 Juni 2022, karyawan telah mendapatkan hak cutinya. Bagaimana mengambil hak cutinya? hak cuti tumbuh 1 bulan setelahnya, yaitu pada tanggal 15 Juli, hak cuti karyawan tumbuh satu. Karyawan bisa mengambil hak cutinya.
- Permasalahan cuti sebetulnya jarang terjadi karena tidak diungkapkan. Namun kebanyakan demo karyawan juga menyertakan permasalah cuti ini. Suatu informasi bahwa ada ganjalan dengan pemberian cuti. Permasalahan cuti yang muncul kepermukaan adalah berkaitan pertanyaan karyawan :
-
- Kog hak cuti saya, sudah habis padahal saya rasa tidak mengambil cuti. Permasalahan ini muncul karena kebijakan cuti yang ditetapkan oleh perusahaan dan masalah komunikasi yang kurang dari pihak HRD.
- Ada juga kasus yang HRD sampaikan. Bu, cuti apakah benar adalah hak karyawan? berarti karyawan memiliki hak untuk menggunakan hak cutinya? ada pertanyaan yang saya perlu tanyakan, kalo sudah hak karyawan, mengapa kog pakai ditanya sebab pengambilan cuti oleh karyawan. Kalau sudah hak ya diberikan bu. Lucunya ada juga HRD yang tak bisa menjawab, yang membuat karyawan menjadi paham. Ada Sebagian HRD yang menjawab itu sudah peraturan perusahaan?
- Umumnya HRD tidak menyampaikan persoalan cuti karena memang diperusahaan telah diatur tentang pemberian hak cuti. Tetapi mengapa cuti menjadi topik juga yang disebutkan dalam tuntutan demo. Hal ini perlu kita sadari, bahwa handling persoalan cuti masih perlu dibenahi.
Dalam menyelesaikan kasus ini maka perlu ada program pelatihan yang perlu didisain oleh HRD. Meskipun permasalahan ini masalah sepele tetapi jika tidak diselesaikan dengan tepat akan menciptakan kondisi toksik. Bukankah kita sepakat, bahwa taka da masalah besar yang muncul tanpa melalui masalah kecil. Semua masalah besar muncul dari masalah kecil yang tak diselesaikan.
Kami mendisain program Latihan berpikir active learning dapat membantu persoalan-persoalan perbedaan persepsi yang muncul sehingga dapat segera diselesaikan. Kami bekerja focus pada sumber permasalahannya, bukan hanya menyelesaikan masalahnya. Jika masalah itu muncul dari karyawan, maka sumber masalah adalah pikiran karyawan. Karena semua sumber berada di atas. (sudah kami tulis dalam artikel lain).
Tak hanya karyawan yang mendapatkan pemahaman cuti tetapi juga pihak HRD dan leader sehingga semua bisa punya pemikiran yang sama. HRD dapat memastikan bahwa setiap persoalan sudah dapat diselesaikan, dimana karyawan sudah mendapatkan pemahaman ketika sudah menyelesaikan penugasan Latihan berpikir.
Satu hal lagi yang diperlukan, HRD perlu melakukan validasi pemahaman dengan memberikan kasus kepada karyawan, komunikasi ini diperlukan untuk menjalin kedekatan dan meningkatkan komunikasi sehingga permasalahan yang muncul dapat disampaikan oleh karyawan sebelum menjadi masalah besar.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :