Menyelesaikan Masalah Kamar Mandi



Bagikan melalui :





Masalah kamar mandi adalah masalah sepele tetapi berpengaruh pada produktifitas kerja. Tingkat WC buntu sangat tinggi, sehingga kami dipanggil untuk memberikan pemahaman dan solusi. Pabrik sandal sepatu dengan 2000 karyawan wanita lebih, mengalami permasalahan berulang.

Tindakan yang dilakukan oleh bagian umum adalah memanggil jasa sedot WC. Penanganan yang bukan pada sumber masalah tetapi mengatasi masalah. Mengatasi masalah berpeluang, masalah akan terulang Kembali. Manajemen, HRD, leader dan bahkan banyak karyawan yang tahu tentang apa yang menjadi penyebab WC buntu tetapi mereka memilih untuk mengatsinya dengan memanggil jasa sedot WC.sedangkan bagi karyawan tidak tumbuh keyakinan bahwa masalahnyabisa diselesaikan.

Keyakinan tumbuh ketika kita mengetahui factor penyebab, memiliki ilmu dan pernah melihat buktinya. Kebetulan sebelum kami dipanggil untuk memberikan pemahaman ke karyawan, kami menangani perusahaan penjernih minyak, yang bahan bakunya tanah (bentonite). Di pabrik yang sudah berusia 20 tahun lebih, kami menemukan fakta bahwa WC nya tak pernah buntu. Kamipun melihat kondisi kamar mandi karyawan yang didominasi oleh kaum pria. Mereka disediakan kamar mandi terbuka, mereka lakukan mandi Bersama tanpa sehelai kainpun (pemandangan yang membuat kami geli juga)

Prinsip perubahan adalah sadar, umpan balik dan konsekuensi. Kami kumpulkan 2000 lebih karyawan di halaman parkir perusahaan. Kami berikan pemahaman bahwa semua telah diciptakan sempurna oleh Allah termasuk ekosistem didalam Septitank. Tak ada kasus WC Penuh, karena semua terurai oleh bakteri dan menjadi air. Hanya manusia yang mampu berbuat kerusakan dimuka bumi. Makhluk Tuhan yang lain memiliki kepatuhan pada sang Pencipta.

WC buntu berarti disebabkan oleh manusia. Siapa itu? kita semua pak. Saya tidak mau jawaban yang tak ada wujudnya. Kita itu wujudnya mana? yaa kita semua, sambal semua karyawan wanita memperagakan dengan menunjukkan jarinya. Kalo jawabannya kita, maka siapa yang berubah? Ya kita semua pak. Ini tambah tidak jelas wujudnya, karena ada beberapa orang menyatakan dalam dirinya, bukan saya. Pernyataan ini tentu akan memiliki getaran yang akan disampaikan ke rekan sebelahnya. Ucapannya bisa lantang tetapi hatinya tak mengakui. Coba ganti kata kita dengan saya. Sayaaaa, diucapkan secara serentak.

Nah kalua ucapan nya jelas tentu saya bisa paham bahwa semua menghendaki berubah. Jadi jika saya tegur maka jangan tersinggung karena kalian yang menyatakan sendiri siap berubah. Saya ulangi, siapa yang menjadi penyebab WC buntu? SAYA. Siapa yang bisa menyelesaikan kasus WC buntu? SAYA. Siapa yang siap lakukan perubahan itu? SAYA ikrar kalian sangat luar biasa, siapa yang berjanji demikian? SAYA.

Prinsip berikutnya berkaitan dengan perubahan adalah memberikan impresi yang mendalam sehingga semua karyawan dapat mengingat kejadian ini. Kami mulai dengan lakukan Ringkas (5R). Kamar mandi diberi nomor dan setiap group memiliki kamar mandi sendiri-sendiri agar ketika ada kejadian maka dapat diketahui siapa yang tidak komitmen untuk berubah. Kamar mandi diberi nomor dan warna. Karyawan semua wajib ijin dan mendapatkan kartu ijin meninggalkan lokasi kerja sesuai warna dalam groupnya (manajemen warna, visual, berarti prinsip Rapi).

Apa yang menjadi penyebab WC kalian buntu? mereka tertawa Bersama dan saling bercanda. Ya pembalut yang anda pakai. Itu kotor atau bersih? kotor. Apa yang harus dilakukan? dibuang ketempat sampah. Yaa, tepuk tangan... itu jawaban yang salah. Kalua kotor ya dicuci. Kamipun memperagakan cara mencucinya, harus sampai bersih. Mungkin Sebagian kalian merasa jijik. Itu darah kotor kalian sendiri. Boleh kalua merasa jijik, dibersihkan lebih dulu dengan kaki, tetapi tetap dicuci hingga bersih. Nanti disediakan koran di kamar mandi. Bungkus sebelum dibuang ke tenpat sampah. Nanti saya sendiri yang akan mengeceknya.

Pada saat lakukan pengecekan, kami minta ada 5 karyawan wanita yang ikut serta menjadi saksi. Sebetulnya bukan saksi tetapi mereka yang berfungsi menjadi corong suara atau radfio bagi karyawan lainnya. Ketika memeriksa, saya sendiri turun memeriksa dan membuka bungkusan dnegan tangan tanpa sarung tangan. Ini bisa dibersihkan dengan dicuci. Inilah kesan mendalam yang ingin disampaikan melalui wakil karyawan. (Prinsip Rawat)

Kotak sampah yang diberi nomor dan ditemukan ada pembalut yang tidak dicuci dicatat. Kemudian disampaikan kepada setiap pengawas untuk menyampaikan hasil pengecekan. (prinsip Rajin) pembicaraan yang menarik diantara karyawan bukannya masalah apa yang ditemukan tetapi bagaimana konsultan melakukan pengecekan dengan tangan tanpa sarung tangan. Mereka merasa perlu mencuci hingga bersih sebelum dibuang ke tempat sampah.

Kami sampaikan masih ada satu Langkah lagi yang diperlukan. Khawatir kita tak pernah bisa mengontrol apakah karyawan tidak memasukkan sabun ke kloset. Oleh karena itu setiap 3 bulan sekali bagian umum ditugaskan untuk memberikan bakteri ke kloset. Biaya lebih murah dengan membeli EM4, buat larutannya dengan menambahkan gula agar bakteri menjadi aktif. Biaya yang dikelaurkan tidak besar dan karyawan bisa fokus bekerja bukan antri menunggu kamar mandi. Kasus selesai, 5R mengajarkan cara berpikir tuntas.

Salam improvement


Bila bermanfaat, bagikan melalui :