
Bagikan melalui :
Tak mudah untuk melanjutkan program 5R
ketika pencapaian kesesuaian dengan standarisasi 5R telah berada diatas 90% di
semua area. Direksi minta untuk dilanjutkan karena selama 2 tahun
berturut-turut terjadi peningkatan produktifitas hingga 33%. Kita belum capai
level produktifitas dibandingkan dengan negara-negara yang saya kunjungi.
Tetap focus pada 5R ya pak, pesan Direksi.
Kita belum wujudkan, sesuai dengan lagu yang bapak siapkan untuk rekan
karyawan. "jadikan 5R membudaya, hilangkan tabiat lama kita ....". saya minta
prinsip 5R menjadi prinsip mereka, 5R menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Dalam sekali harapan beliau, kita
berdiskusi untuk menterjemahkan apa yang dimaksudkan oleh Direksi. Bagaimana
kita mengukurnya ? kita sadar, bahwa tanpa bisa mengukur, maka kita sulit untuk
menyampaikan bahwa sudah terjadi tabiat lama karyawan telah berubah menjadi 5R
minded.
Agar prinsip 5 R bisa masuk dalam pribadi
maka kita bekerja dengan mindset. Dibutuhkan pengulangan untuk mengubah mindset
( waktu itu ide active learning belum ditemukan ). Dari awal telah diterapkan
pengarahan 5R setiap awal kerja, masr 5R dikumandangkan dan janji 5R di ucapkan
Bersama-sama. Rasanya ada yang kurang, karena apa yang diucapkan mudah untuk di
lupakan.
Doa 5R dibuat dan jadual penyampaian doa,
karyawan juga dilibatkan agar mereka komitmen bersedia lakukan prinsip 5 R
dalam kehidupan bukan hanya ditempat kerja, Mengambil ide Classical
Conditioning dari Ivan Petrovich Pavlov, maka kami juga lakukan
kondisioning melalui bel 5R. karyawan diharapkan memeriksa kondisi kerjanya
yang tidak sesuai dengan prinsip 5R, dan segera lakukan pembenahan.
Pada aspek individu, karyawan diminta untuk
membuat perbaikan kondisi di rumah dengan prinsip 5R. bahkan ada karyawan yang
menyampaikannya secara visual, dengan foto before and after. Kami rasakan
bukti-bukti perbaikan pada diri karyawan telah kami dapatkan, paling tidak kita
bisa tunjukkan. Bagaimana dengan ditempat kerja?
Kondisi tempat kerja telah diatas 90%, kita
sudah alami kesulitan mencari tempat yang kotor untuk ditunjukkan kepada
karyawan. Ketika kita tak mampu mengidentifikasi maka janganlah meminta mereka
bekerja lebih. Akhirnya kami terapkan program 5R program sapu tangan.
Karyawan diminta mencari lokasi yang kotor,
terserah dimanapun dan mengusapkan sapu tangan putih yang dibagikan, termasuk
dibawah kolong mesin. Barang siapa yang paling cepat dan paling kotor sapu
tangannya adalah pemenang dari lomba ini. Point yang mau diajarkan adalah,
masih ada yang bisa kita perbaiki, masih ada yang perlu perhatian dari kita
untuk ciptakan kondisi kerja yang baik.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :