Penerapan 5R Tingkatkan Produktifitas



Bagikan melalui :





Bila 5R berkumandang,

Segera lakukan pembenahan

Bila 5R jadi budaya

Buktinya ada pada saya.

 

Jadikan 5R membudaya

Hilangkan tabiat lama kita

...

Penggalan lagu yang dikumandangkan oleh karyawan dengan berkeliling perusahaan setelah jam kerja berakhir karena hasil capaian nilai 5R nya dinilai 3 terendah. Kecepatan perubahan ditentukan oleh semakin banyaknya karyawan yang dilibatkan dalam program (How to teach the Elepahant dance) bukan hanya penanggung jawab area. Mereka semua dilibatkan, mereka membuat janji yang tertulis besar dan digantungkan pada rekan terdepan dengan disaksikan karyawan shift 1 dan 2.

5 R bukan pelatihan housekeeping, 5R bukan penerapan manajemen untuk menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan. Oleh karena itu 5R harus dilakukan secara runtut dan tidak boleh terbalik, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. 5 R adalah mencipatakan bersih bukan membuat bersih. Menciptakan berarti melibatkan fungsi pikiran sedangkan membuat bersih melibatkan fungsi otot dan tenaga.

Ringkas berarti memilahkan sesuatu dari yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Dan ini berarti segala sesuatu yang tidak dibutuhkan, perlu disingkarkan. Termasuk disini adalah non value added activity. Ketika mindset ini yang diterima dan dipahami oleh karyawan maka Gerakan karyawan menjadi Gerakan peningkatan produktifitas.

Kami sadar ketika menjalankan fase Ringkas tidaklah mudah, untuk perusahaan kayu yang mengumpulkan bahan waste hingga menumpuk tinggi, hamper menyentuh langit-langit. Penjelasan tak bisa mengubah keyakinan bahwa kayu waste adalah harta yang kelak bisa diproses dan menghasilkan uang. Meskipun banyak pemborosan yang tercipta karena mengurangi kecepatan pergerakan antar proses. Jika kita tetap berpedoman untuk menerapkan fase Ringkas lebih dulu disemua bagian maka butuh waktu yang cukup lama. Manajemen menjadi penghambat berjalannya program 5R. secara logika, tidak mungkin yang menghendaki program 5R dijalankan adalah direksi, dan direksi menjadi penghambat.

Kami mengubah pengertian 5R adalah manajemen yang perlu diterapkan dalam setiap tindakan kita. Tindakan efektif ketika kita telah mempertimbangkan tahapan 5R. Sehingga tidak perlu lakukan Tindakan Ringkas diseluruh bagian perusahaan. Sosialisasi dilakukan dengan pelatihan, kick off, kuis, mars 5R, janji 5R dengan melibatkan seluruh karyawan.

Karena penerapan dibutuhkan kecepatan perbaikan produktifitas, agar direksi dapat memahami bahwa 5R mampu meningkatkan produktifitas dan kami berharap bahan waste dapat dibersihkan totalitas. Kemi mengusulkan untuk menerapkan 5R kasus, dimana bobot kesulitan untuk mengerjakan dan peluang pembentukan kebiasaan ditetapkan. Fokus kasus adalah pada pemborosan yang terjadi, agar peningkatan produktifitas dapat segera menunjukkan hasil.

Team penentu penugasan kasus untuk setiap area ditetapkan. Masing-masing area mendapatkan penugasan kasus yang harus di selesaikan dengan bobogt point yang ditetapkan agar mereka lebih utamakan skala prioritas. Kasus yang ditunjuk di foto dan dipasang didinding agar mengingatkan karyawan untuk mewujudkannya.

Lagu 5R sebagai penyemangat terus berkumandang setiap bulan sesuai dengan evaluasi hasil penugasan kasus. Setelah berkeliling mereka berkumpul di lapangan parkir, dan mengucapkan janji untuk lakukan lebih baik lagi dengan dihadiri oleh ketua Pembina program 5R.

Kecepatan perbaikan terjadi, diakhir tahun direksi menyampaikan bahwa peningkatan produktifitas capai 33% lebih. Direksi berkomitmen untuk memutuskan pembersihan bahan waste yang mengganggu  transportasi antar proses, dengan meminta diaturkan karena kadang bahan waste masih tetap diperlukan. Disini tugas penegakkan program 5R kasus selesai, berikutnya akan dilanjutkan dengan 5R berdasar standarisasi.

Salam improvement.


Bila bermanfaat, bagikan melalui :