
Bagikan melalui :
KPI adalah pengukuran performance yang kini banyak diterapkan di perusahaan. Sebagai dashboard performance maka leader mampu mengarahkan dan memotivasi untuk terjadinya perbaikan performance. Banyak perusahaan yang menerapkan KPI tetapi tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, Berikut yang dapat menjadi faktor penyebabnya :
- Menetapkan ukuran hasil bukan ukuran performance.
Mengidentifikasi dan memberlakukan KRI bukan KPI. Result adalah hasil dari performance. Karyawan tidak melakukan perbaikan performance, tak ada umpan balik untuk dapat dilakukan langkah perbaikan, mereka tahu ukuran hasil setelah terjadi. Keterlambatan merespon Tindakan perbaikan yang diperlukan.
- Salah dalam mengukur
Kesalahan dalam pengiriman diukur dengan kejadian kasus pengiriman dibanding jumlah pengiriman per bulan. Tentu saja hasilnya capai % yang tinggi.
- Tak memiliki kuasa melakukan perubahan
Ketika mengukur pemakaian listrik, tetapi tak memiliki kuasa untuk lakukan teguran, dan memberikan konsekuensi. Mengukur disiplin hadir, tetapi tak memiliki kuasa memberikan konsekuensi tanpa melalui atasan langsung.
- Terlalu banyak ukuran KPI yang dibuat
Ukuran ketertiban maintenance kendaraan, seharusnya bisa terwakili dengan pengukuran jumlah ritase pengiriman. Ketika perawatan kendaraan tidak dijalankan dengan baik maka akan berpengaruh pada kinerja pengiriman.
- Pengukuran KPI individu
Ketika individu mencapai target KPInya tetapi KPI bagian tidak tercapai, maka perusahaan kinerjanya tidak bagus. Bagaimana bisa memberikan reward pada karyawan yang mencapai target KPI nya?
- Tak dirancang sistem konsekuensi berkaitan dengan pencapaian KPI
Ketika karyawan mencapai target KPI yang ditetapkan, tak ada konsekuensi berkaitan dengan reward yang diterima. Apakah ada bonus yang dibagikan, Apakah ada konsekuensi besaran kenaikan gaji ketika karyawan mencapai score KPI nya?
- Tidak semua karyawan mendapatkan konsekuensi atas tercapainya KPI
Beberapa perusahaan menetapkan besaran bonus hanya untuk pemegang jabatan. Ketika karyawan mengetahui, maka mereka tidak termotivasi untuk lakukan perbaikan.
- Besaran bonus yang dibagikan terlalu kecil
Terlalu banyaknya karyawan yang harus mendapatkan bonus dengan sistem pembobotan untuk membedakan level tanggung jawab, maka besaran yang diterima terlalu kecil dan tidak memotivasi para leader untuk mencapai targetnya.
Namun tidak semua orang bekerja selalu fokus pada persoalan uang. Tetapi semua orang menghendaki untuk dihargai. Ketika perusahaan belum mampu memberi besar, ciptakan situasi persaingan sehingga penghargaan kepada pemenang tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar. Hal terpenting ada penghargaan yang diberikan, dan menciptakan situasi karyawan dihargai.
Salam improvement.
Bila bermanfaat, bagikan melalui :