
Bagikan melalui :
Dalam Menyusun struktur dan skala upah, fokus
yang harus diciptakan adalah pay for performance. Dengan membayar lebih kepada
yang memiliki prestasi tidak memberatkan perusahaan. Dengan strategi pengupahan
demikian mempercepat perubahan dan peningkatan performance.
Gaji yang diberikan sudah termasuk
penghargaan atas pencapaian KPI karyawan. Level karyawan besaran KPI bervariasi
sesuai tingkat kemampuannya yaitu antara 150 ribu sampai dengan 400 rb. Ketika
karyawan mencapai KPI 90%, bagi yang penghargaan KPI nya 400 rb mendapat uang
KPI sebesar 360 rb.
Sedangkan level karyawan ditentukan oleh
kedisiplinan, penilaian dan kemampuan menyelesaian penugasan materi Latihan
berpikir active learning. Dalam setahun ada 2 kali evaluasi, maka karyawan
diberi penugasan menyelesaikan 6 materi dalam 6 bulan. Mereka yang tak bisa
menyelesaikan penugasan, maka evaluasi level KPI nya dievaluasi 6 bulan
berikutnya.
Kami tidak menyarankan untuk mengukur KPI
per individu, karena keberhasilan individu belum tentu menjadi keberhasilan
team. Sama halnya dengan pemberian upah Borongan. Ketika mencapai nilai lebih
tetapi diakhir proses barang tidak bisa setting karena karyawan memilih yang
nilai borongannya besar. Ada 3 hal yang harus dipertimbangkan dengan urutan :
perusahaan berprestasi, bagian berprestasi dan individu berprestasi.
Banyak manajemen menetapkan KPI
pembelajaran dan kedisiplinan sebagai KPI HRD. Apa yang menjadi kuasa HRD untuk
memberikan instruksi bahwa karyawan wajib mencapai target penyelesaian materi.
Karena KPI adalah dashboard pengukur kecepatan dan KPI adalah perubahan 30 hari
atau 100 hari. Jika HRD tidak punya kuasa untuk memberikan perintah maka apa
yang bisa diperbuat oleh HRD, bagaimana ia diukur keberhasilannya denganyang
dia tak punya kuasa untuk mewujudkannya. Mengingat kami mendisain Latihan dapat
dilakukan oleh karyawan setiap hari.
Begitu pula dengan pengukuran disiplin
karyawan. Siapa yang memiliki kuasa untuk mendisiplinkan karyawan, disanalah
KPI diukur. Apakah HRD membuat metric kedisiplinan? Apakah metric kedisiplinan
telah disertakan bobot agar dapat membedakan leader yang mampu mendisiplinkan
dengan yang kurang? apakah HRD memiliki kuasa memberikan hukuman atau
konsekuensi kepada leader? tentu semua jawabannya tidak. Bagaimana orang yang
tidak mempunyai kuasa untuk merubah, diukur keberhasilan kerjanya dengan KPI
tersebut?
Sama halnya dengan kita Menyusun Jobdes
untuk jabatan tertentu tetapi tidak memberikan kewenangan kepada pemegang
jabatan. Apakah leader memiliki kuasa untuk mengeluarkan atau tak menggunakan
tenaga kerja? apa dasar pertimbangannya, kelak kami akan buat artikel tentang
ini. Ketika pengukuran pembelajaran dan disiplin dimasukkan pada KPI team maka
yang terjadi adalah kecepatan perubahan keseriusan belajar dan peningkatan
kedisiplinan.
Pada awalnya banyak karyawan yang protes.
Kami disiplin masuk kenapa sopir yang berhalangan masuk menjadi pengukuran bagi
pencapaian prestasi kami? Setelah mendapatkan penjelasan, bahwa kerja mereka
adalah tim, ketika team anda tidak capai target, sudah pasti perusahaan
dirugikan. Ketika anda disiplin, dan dapat nilai baik, bagaimana perusahaan
yang rugi bisa membayar anda? awalnya mereka saling bongkar penyimpangan yang
dilakukan oleh jabatan tertentu. Mereka saling bongkar, kesempatan emas untuk
mendata dan membuat pelatihan dengan mendisain penyimpangan yang tak diketahui
manajemen kedalam materi Latihan berpikir Active Learning.
Kini mereka bersedia mengingatkan rekan
kerjanya, karena penyimpangan yang dilakukan rekan kerja akan terdampak pada
pendapatan yang ia dapatkan. HRD mampu mewujudkan pay for performance.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :