
Bagikan melalui :
Sedikit-sedikit denda, perkataan yang disampaikan oleh karyawan. Leader dan HRD seringkali mendengar pernyataan keluhan ini. Ketika tidak diselesaikan keluhan ini, umumnya tak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Tetapi semakin bertambah keluhan karyawan, akan ciptakan kondisi toksik yang berpengaruh pada produktifitas.
Ketika kita fokus dalam upaya untuk meningkatkan produktifitas, maka keluhan kecil ini menjadi sumber masalah yang besar. Bukankah masalah besar selalu diawali dengan masalah kecil yang kurang mendapatkan perhatian. Umumnya celoteh karyawan, tidak ditanggapi, dianggap biasa karyawan berbicara seperti itu?
Bagaimana sikap yang tepat dalam menanggapi keluhan yang diutarakan. Tentunya perlu ditanggapi dengan tepat. Pendidikan dan pelatihan karyawan dibutuhkan, materi pembahasan mengena pada persoalan yang dikeluhkan oleh karyawan. Dalam Menyusun materi, dimulai dengan pertanyaan, bukankah pertanyaan menyebabkan karyawan berpikir. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah :
- Adakah orang yang dirugikan dengan sistem denda?
- Apa tujuan denda diberikan? Ketika tujuannya baik, maka seharusnya tidak ada unsur negative didalamnya.
- Ketika ada keluhan, berarti unsur negatif ada pada orang yang mengeluh, bukan pada sistem denda.
- Siapa yang mengeluh dengan sistem denda? Adakah karyawan yang disiplin dan tidak melakukan penyimpangan, mereka dikenai denda? karyawan yang tidak dikenai denda, apakah mengeluh? ya tentunya yang mengeluh adalah karyawan yang terbiasa kurang disiplin dan biasa melakukan penyimpangan.
- Apakah dengan menerapkan sistem denda maka perusahaan mendapatkan keuntungan? perusahaan tidak pernah mendapatkan keuntungan dengan menerapkan denda. Perusahaan mendapatkan keuntungan ketika omzet penjualan meningkat.
- Jika perusahaan tidak diuntungkan, siapa yang diuntungkan? Tentunya setiap program yang dijalankan pasti ada unsur keuntungan, mengapa program denda dijalankan di perusahaan. Berarti yang mendapatkan keuntungan adalah karyawan, karyawanlah yang diuntungkan dengan sistem denda, mereka dibentuk sikap mental disiplinnya dan rasa tanggung jawabnya demi karir karyawan di masa depan.
Namun pemberian materi mengenai denda tak bisa langsung diberikan. Karyawan yang dikumpulkan adalah mereka yang menyimpang dan yang tidak menyimpang. Kita paham bahwa karyawan akan membela kepentingan kelompoknya. Kami menerapkan program Latihan berpikir Active Learning, dan karyawan berlatih dengan pikiran dan pendapatnya. Disini pikiran karyawan menjadi berbeda, dan mereka jauh lebih mudah untuk diarahkan. Hrd dalam memberikan pengarahan, mendapat dukungan dari Sebagian karyawan yang berpikiran positif dan tidak menyimpang.
Ketika banyak karyawan yang mengeluhkan, berarti ada salah pemahaman tentang denda. Belum ada yang memberikan bimbingan tentang sistem denda. Keluhan sudah meningkat, hingga pada pemegang jabatan. Disini HRD perlu bertindak cerdas, dengan mengganti sistem denda yang besarannya ditentukan oleh manajemen, menjadi sistem konsekuensi yang besarannya karyawan yang menentukan.
Hidup didunia tak pernah mengenal denda. Denda ada di perusahaan. Dalam hidup berlaku konsekuensi. Hidup adalah menentukan pilihan, dan setiap pilihan memiliki konsekuensi. Ketika diterapkan sistem konsekuensi, maka karyawan tak mengeluh lagi tentang denda karena mereka yang ciptakan besaran konsekuensi sesuai jumlah pelanggaran yang terjadi.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :