
Bagikan melalui :
Banyak orang menyarankan untuk bersyukur.
Tidak sedikit pula yang menyatakan bahwa mereka telah bersyukur. Menerima
keadaan, apakah tanda bahwa kita bersyukur? Semua perlu dilakukan analisa
sehingga kita bisa membedakan antara yang bersyukur dan kurang bersyukur.
Apakah benar, bersyukur itu diperuntukkan
pada mereka yang memperoleh nikmat. Ketika nikmat itu datang maka mereka
mengucap "syukur alhamdulillah". Cukupkah Tindakan demikian dikatakan
bersyukur. Apakah bersyukur hanya di bataskan pada ucapan?
Hidup saja sudah berupa nikmat, kecukupan,
kesehatan, masih bisa bekerja, juga merupakan nikmat. Bagaimana dengan sakit?
Apakah sakit juga berupa nikmat? Bagaimana cara kita bersyukur, bagaimana hasil
dari bersyukur karena sakit?
Pertanyaan yang terus mengganjal dan perlu
mendapatkan jawaban. Hingga kami menemukan arti bahwa sakit juga merupakan
nikmat ketika kita menyadari mengapa kita jatuh sakit, kita merasakan ada yang
kurang dari sedekah yang kita selama ini berikan. Hikmat yang muncul dari sakit
adalah petunjuk untuk kita menjadi lebih baik. Kesadaran ini muncul saat
mengartikan bahwa hidup itu sendiri adalah nikmat.
Kemudian apa perbedaan antara orang yang
bersyukur dan kurang bersyukur? Bagaimana kita tahu bahwa kita telah bersyukur
atau masih belum bersyukur. Perbedaannya tentu dapat diketahui dari hasil.
Banyak yang mengetahui bahwa orang yang bersyukur terus alami penambahan. Jika
kau bersyukur maka akan ditambah.
Namun ada saja karyawan yang terus
berhutang untuk hidup. Mereka menggali lubang dan menutup dengan berhutang.
Memiliki kartu kredit lebih dari satu, berarti kartu kredit bukan sebagai alat
pengganti pembayaran. Bahkan mereka tidak berhenti, terus berhutang online,
hingga pada suatu titik ia tak mampu membayar. Namanya disebarkan oleh pemberi
hutang, sampai seluruh karyawan mengetahui kasusnya.
Ia malu dan pamit kepada istrinya, pergi
bekerja tetapi tak sampai di perusahaan. Kami mengetahui ketika istrinya
berusaha mencari dengan menelpon pihak HRD. Istrinya tak bisa menghubungi,
karena Hp nya off. Kami berusaha mencari kabar, melalui media sosial. Ia berada
di Kalimantan, di rumah neneknya dan mengabarkan neneknya sakit.
Sebetulnya ia orang yang berprestasi, ia
bekerja sebagai IT di perusahaan. Ternyata performance kerja yang bagus dan
disiplin yang bagus menjadi tidak berarti ketika karyawan tak bisa mengelola
pendapatannya. Kami mendapatkan petunjuk, segala masalah adalah berita Tuhan
agar kami siapkan untuk lebih baik di masa depan (brainware management)
Oleh karena itu topik hutang dan pinjam
berbeda, sampai cara penggunaan kartu kredit serta hutang online smapai dengan
pengelolaan keuangan, kami disain dalam Active Learning agar jadi berkah bagi
karyawan lainnya. Karyawan jangan sampai mengalami kasus yang sama. Tak cukup
membekali karyawan dengan skill yang dibutuhkan dalam bekerja. Manajemen diri
juga dibutuhkan oleh karyawan agar pekerjaannya menjadi optimal.
Salam Improvement.
Bila bermanfaat, bagikan melalui :