Benarkah Karyawan Membutuhkan Pekerjaan?



Bagikan melalui :





Melihat pada fakta di tempat kerja, ada beberapa karyawan yang kurang disiplin, kurang perhatian pada lingkungan kerja, tak memiliki kepekaan dan kepedulian, kurang perhatian terhadap kebersihan. Jika ditelaah lebih dalam, mereka enggan meningkatkan ketrampilan kerjanya, enggan mengikuti program pelatihan, tak bersedia berkorban untuk menyelesaikan tanggung jawabnya ketika jam kerja telah berakhir.

Terbersit pikiran, apakah karyawan sesungguhnya tidak membutuhkan pekerjaan? Mengapa mereka masih tetap bekerja? jika tak membutuhkan, tentunya mereka tak bekerja di perusahaan ini. Jika tak membutuhkan pekerjaan, mereka butuh apa? sehingga mereka masih bekerja disini?

Kami tanyakan ke karyawan. Jawaban karyawan adalah kami masih membutuhkan pekerjaan. Kalian membutuhkan pekerjaan atau benar-benar membutuhkan pekerjaan. Pak, kami memang benar-benar membutuhkan pekerjaan ini. Bagaimana kira-kira sikap orang yang membutuhkan? Semua karyawan menyatakan, ya bekerja dengan kesungguhan pak.

Bagaimana dengan rekan kerja kita yang kurang disiplin, bekerja santai, bekerja tunggu perintah, kurang peduli, menurut kalian? Apakah mereka telah bekerja sungguh-sungguh sebagai bukti mereka membutuhkan pekerjaan. Atau sesungguhnya mereka butuh status bukan butuh pekerjaan? Bagaimana menurut anda? saya tidak tahu jika itu rekan saya pak. Tetapi kalau saya, benar-benar membutuhkan pekerjaan pak.

Menurut anda, mengapa kerjanya kurang bersungguh-sungguh? Ada Sebagian kecil karyawan yang menangis, ada juga yang menundukkan kepala, ada yang bersikap tegar tetapi berwajah meminta tidak di phk. Saya tidak bertujuan melakukan PHK, saya cuma bertanya, mengapa karyawan yang membutuhkan pekerjaan, ada yang bersikap kurang bersungguh-sungguh? Terjawab sudah : saya tidak tahu yang diharapkan dari saya, saya tidak diberikan bimbingan, saya benar-benar kurang menyadari pak.

Tergerak dalam benak saya, informasi ini bagaimana bisa diberikan pada seluruh karyawan? yaa, kami mendisain materi Active Learning dengan topik memahami diri, bekerja lebih baik.

Kami lanjutkan penjelasan ini. Kapan orang melakukan upaya bersungguh-sungguh? Ya, betul. Ketika ia melamar pekerjaan. Ia sungguh-sungguh mempersiapkan diri, mulai dari bagaimana membuat CV yang baik, sampai belajar menjawab bagaimana menghadapi wawancara.

Kapan lagi karyawan bekerja sungguh-sungguh. Ketika pertama kali bekerja. Pada saat awal bekerja hamper semua karyawan memiliki disiplin yang tinggi, sampai jarang tidak hadir karena sakit. Semua pekerjaan diupayakan dapat diselesaikan. Ketika tidak ada pekerjaan, mereka bertanya pada senior, mereka semangat untuk belajar untuk dapat dinilai dengan baik dan dilanjutkan kontrak kerjanya.

Bersediakah anda bekerja sungguh-sungguh, sesuai pernyataan anda, bahwa anda membutuhkan pekerjaan. Mari kita buat komitmen Bersama, kita terus perbaiki komitmen kita untuk lebih baik bagi perusahaan, dan bagi diri karyawan. Karyawan memiliki kesempatan untuk membentuk sikap kerja yang baik, demi karir dirinya. Tanamlah kebaikan, jika menghendaki kebaikan hidup hadir di masa datang.

 

Salam improvement


Bila bermanfaat, bagikan melalui :