
Bagikan melalui :
Banyak identifikasi yang dilakukan oleh rekan-rekan di bidang HRD. Bahwa sumber demo adalah ketentuan normatif tidak dipenuhi oleh perusahaan. Kebanyakan karyawan demo dikarenakan :
- Upah tidak sesuai ketentuan UMK.
- Jam kerja yang melebihi dari 40 jam seminggu.
- Penghitungan upah lembur yang tidak sesuai, tidak ada penghitungan jam pertama dan jam kedua.
- Besarnya upah per jam lembur tidak memenuhi ketentuan 1/173 x Upah sebulan
- Besarnya upah pokok tidak memenuhi ketentuan.
- Kontrak kerja PKWT untuk pekerjaan utama.
- Penggunaan tenaga outsourcing di bidang pekerjaan utama.
- Besarnya penghitungan pesangon, umumnya ini terjadi ketika ada PHK massal.
Namun ada fakta yang juga perlu dipertimbangkan. Banyak juga perusahaan yang belum memenuhi ketentuan normatif seperti yang dikeluhkan diatas, tetap berjalan baik. Bahkan ada perusahaan yang telah memenuhi ketentuan normatif hampir diseluruh aspek yang ditetapkan UU, juga demo. Mereka menuntut perusahaan memberikan kesempatan untuk kerja lembur untuk semua karyawannya. Karyawan menghendaki denda penyimpangan dihapuskan, karyawan meminta pendapatan yang sama, tanpa perlu dihitung berdasar KPI.
Kita perlu identifikasi apa yang menjadi sumber masalah utama demo terjadi. Kita hanya dapat panduan, MALIK yang menentukan hari akhir. Penguasa yang menentukan hasil yang terwujud. Ketika ada karyawan yang mengeluh tentang gaji, sesungguhnya ada leader yang mengeluhkan gaji dan terdengar pada karyawan. Tak ada Gerakan tanpa pemimpin. Tak ada penyimpangan tanpa kuasa pikiran bawah sadar. Tak ada perbaikan yang dihasilkan tanpa melalui pikiran.
Menyadari ini maka kita dapat mengidentifikasi lebih tepat tentang sumber penyebab demo. Leader yang membiarkan penyimpangan dilakukan maka menjadi penyebab masalah ketika HRD melakukan penindakan terhadap penyimpangan. Leader yang tidak memberikan pembinaan dan bimbingan, menjadi pencetus protes atau tumbuhnya rasa tidak nyaman ketika karyawan diberi teguran dan pembinaan oleh HRD.
Banyak leader yang mengemukakan, sudah saya ingatkan berulang kali tetapi karyawannya memang begitu. Gak cukup pak dengan mengingatkan. Ya, sudah saya tegur juga, beberapa kali, mestinya mereka sudah paham. Leadership yang lemah dan kuasa HRD yang berlebih dapat menimbulkan salah pengertian diantara karyawan. Atasan saya tidak mempermasalahkan ini, mengapa HRD mempermasalahkan?
Ada pula karyawan yang demo karena, pemangku jabatan sedikit-sedikit berbicara peraturan. Tanpa memberikan penjelasan tentang apa yang keliru, tanpa bersedia mendengarkan apa yang menjadi hambatan, sudah langsung saja melanggar peraturan ABCD…. Hmmm. Karyawan butuh bimbingan, karyawan butuh diarahklan, karyawan butuh diberikan kesempatan, karyawan adalah manusia yang bisa diajak berkomunikasi dengan baik.
Mari Bersama kita telaah, musuh terbesar kita ada di dalam diri. Musuh terbesar para pemimpin adalah bagaimana ia bisa memimpin diri dan keluarganya. Belajar tiada pernah berhenti hingga hasil yang kita harapkan hadir dalam kehidupan.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :