
Bagikan melalui :
Bisa dibilang cukup banyak kami menangani
demo di perusahaan-perusahaan, hingga capai 27 kasus demo. Sesungguhnya akar
permasalahannya adalah mindset karyawan yang kurang tepat berkaitan dengan
perkataan memperjuangkan. Jika perkataan memperjuangkan yang dikumandangkan,
maka alam bawah sadar karyawan terpicu untuk bergerak melawan. Karyawan sulit
diajak bicara jika sudah memandang bahwa apa yang mereka lakukan adalah bagian
dari memperjuangkan hak mereka.
Perusahaan yang setiap tahunnya terjadi
demo sampai dengan 8 kali di daerah Driyorejo Sidoarjo, kini tak pernah lagi
berdemo dan bahkan menjadi perusahaan biscuit dengan kualitas eksport. Pihak
manajemen telah menggunakan jasa konsultan untuk memberikan bimbingan pada
karyawan, tetapi hanya sebatas meeting dengan team HRD dan Marketing. Karyawan
tak pernah ada saluran komunikasinya.
Agar bisa berkomunikasi dengan karyawan,
kami bersandiwara menjadi pembeli perusahaan karena diindikasi bangkrut.
Direksi masih bisa melihat peluang pasar cukup potensial, maka kami siap untuk
membenahi mindset karyawan agar bisa mendukung program perusahaan.
Kalian menuntut hak atau memperjuangkan hak
kalian? Mereka secara Bersama menyatakan kami memperjuangkan hak kami. Bagus,
jika niatan kalian adalah memperjuangkan hak, maka saya sangat setuju dorongan
murni yang muncul dari dalam diri kalian. Tapi apakah kalian memahami perbedaan
antara menuntut dan memperjuangkan?
Sampai disini, karyawan bingung menjawab
dan suasana menjadi dapat dikendalikan. Jika kalian ingin memperjuangkan, maka
harus jelas apa yang kalian perjuangkan. Menuntut sudah pasti berbeda dengan
memperjuangkan. Kita tahu bedanya dari hasil. Kita tahu tindakan itu benar atau
salah dari hasil. Kita tahu sudah bersyukur atau kurang bersyukur, juga dari
hasilnya. Jadi jangan merasa benar sebelum tahu perbedaannya (ada dalam materi Active
Learning membangun mindset).
Hasilnya menuntut adalah munculnya
perselisihan, dan menghasilkan menang dan kalah. Perjuangan menghasilkan
kemerdekaan, dan damai sejahtera. Apa dampak bagi yang menang, tentunya senang
yang luar biasa, bahkan hingga mengejek yang kalah. Sebaliknya bagi yang kalah,
mereka akan menuntut balas dendam. Manajemen dapat membuat aturan yang lebih
ketat dan menekan karyawannya. Perselisihan tak akan pernah berakhir dengan
baik.
Setiap tahun, serikat terus melakukan demo
karena mindset mereka menuntut. Tak ada yang mereka perjuangkan, kecuali tak
setuju dengan keputusan yang dibuat. Sedangkan memperjuangkan, tentu butuh
pengorbanan. Pengorbanan apa yang karyawan lakukan untuk memperjuangkan haknya?
Perjuangan itu dibangun dari dalam, dimana karyawan memiliki kuasa untuk
mengubahnya. Sedangkan tuntutan itu terjadi ketika kita tidak mempunyai kuasa,
tetapi kita menuntut pihak lain memenuhi keinginan kita.
Stephen Covey menyatakan fokuslah pada
lingkaran pengaruh (Circle of Influence ) bukannya memperbesar lingkaran
perhatian (Circle of Concern). Ketika fokus pada lingkaran pengaruh maka
pengaruh kita akan menjadi besar, kita mampu mempengaruhi pihak lain untuk
dapat mengevaluasi gaji. Disinilah kita menjadi merdeka. Kita punya kebebasan
untuk tetap bekerja disini, atau kita berpindah. Kita bebas memilih pekerjaan
dengan bayaran yang sesuai atau pekerjaan yang membuat karir kita terus
menanjak. Sedangkan menuntut, dilakukan dengan cara yang sama dan terus
menerus, anda tak memiliki keputusan merdeka, jiwa merdeka dan ruh yang
merdeka.
Semua klien yang telah mendapatkan
pemahaman mindset demikian, tak pernah lagi terjadi demo di perusahaannya.
Bahkan mereka bisa menerima ketika mendapatkan kompensasi dari perusahaan
karena mereka menyadari ditempat lain peluang mereka lebih besar.
Salam improvement. MERDEKA
Bila bermanfaat, bagikan melalui :