Pelatihan Di Perusahaan



Bagikan melalui :

Pelatihan Di Perusahaan

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 13-Jan-2024





Upaya memberikan pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan produktifitas telah banyak dilakukan, Marilah kita lakukan evaluasi tentang efektifitasnya dalam meningkatkan kedisiplinan dan produktifitas kerja. Macam alat bantu dalam memberikan pengetahuan, pemahaman kepada karyawan adalah :

1.         Pedoman Tertulis

Karyawan ketika masuk kerja tentu mendapatkan bimbingan tentang tugas dan tanggung jawabnya. Umumnya mereka diberi bekal Job Description dan Standart Operating Procedur. Pengarahan sekali tidak membuat karyawan paham tetapi hanya sekedar tahu. Sebagai pedoman kerja tentunya Jobdes dan SOP sering dilihat dijadikan pedoman kerja.

Evaluasi :

·      Pada kenyataannya karyawan kebanyakan hanya sekali melihat / membaca Job Des dan SOP.

·      Sebagian besar perlu upaya mencari dimana JobDes dan SOP disimpan (tanda bukan dijadikan pedoman kerja)

·      Penulisannya menyampaikan “apa yang benar dan harus dilakukan oleh karyawan”, mereka tidak diberitahu apa yang tidak boleh dilakukan.

·      Mereka bisa saja kurang paham sehingga melakukan penyimpangan. Orang yang paham berarti mereka tahu salah dan tahu benarnya.

2.         Bimbingan Pengawas

Pengawas dapat melakukan tugasnya dengan baik ketika bawahan mendapatkan pelatihan kerja yang cukup dibawah pengawasannya. Namun sebagian besar pengawas cukup disibukkan dengan operasional kerja untuk dapat mencapai targetnya. Jika kurang bimbingan, maka keryawan bisa melakukan kesalahan karena ia tidak tahu.

Evaluasi :

·      Fakta : banyak Supervisor tidak menggunakan checklist dalam memberikan bimbingan kepada karyawan.

·      Ada sebagian yang memberikan bimbingan ketika karyawan melakukan penyimpangan. Setiap ada penyimpangan, bawahan diberitahu apa yang tidak boleh dan harus dilakukan.

·      Sebagian lainnya menyalahkan bawahan ketika target kerja tidak dapat dicapai. Karyawan tumbuh rasa kecewa karena mereka tidak tahu tetapi disalahkan oleh atasannya.

·      Ada pula kasus dimana mereka merasa benar atas tindakannya karena kurang pimbinaan.

3.         Pelatihan Kelas

Pelatihan kelas dilakukan sesuai dengan analisis kebutuhan pelatihan. Pelaksanaan pemberian pelatihan kelas dapat dilakukan oleh internal maupun mendatangkan pembicara dari pihak luar.

Evaluasi :

·      Pelatihan kelas sulit untuk distandarisasi, kadang pengaruh pembicara dalam membawakan materi dari waktu ke waktu bisa berbeda.

·      Karyawan yang mengikuti pelatihan kelas tidak semuanya mendapatkan materi yang sama. Biaya pelatihan kelas yang cukup besar, menyebabkan organisasi tidak memberikan pada seluruh karyawan.

·      Peserta pelatihan kelas yang tidak terlibat aktif tentunya tidak mendapat keseluruhan dari materi yang disampaikan. Mereka hanya mendengar apa yang disampaikan dan apa yang didengar sangat mudah untuk dilupakan. Keterlibatan pikiran dalam pelatihan kelas, sangat minim.

·      Materi yang disampaikan kadang tidak sesuai kondisi di perusahaan. Beberapa peserta merasa bingung dalam mengimplementasikannya.

Program Active Learning mampu memberikan solusi atas permasalahan pelatihan di perusahaan, karena:

a.       Program disesuaikan dengan kondisi perusahaan, dimana kasus penyimpangan berdasar atas kejadian yang terjadi di perusahaan.

b.       Berbentuk program yang dapat diulang dan diberikan kepada semua karyawan. Karyawan di perusahaan mendapatkan materi yang sama.

c.       Karena isinya adalah kasus yang terjadi di perusahaan maka akan terbentuk sikap untuk menghindari penyimpangan, atau karyawan menjadi mudah untuk diarahkan ketika terjadi penyimpangan.

d.       Karyawan mengikuti program secara aktif sehingga mereka berlatih berpikir ketika menjawab pertanyaan atau menilai pernyataan yang disampaikan. Bukankah juara lahir karena latihan.

e.       Mengurangi tumbuhnya solidaritas antar karyawan ketika rekannya melakukan penyimpangan. Mereka juga memiliki pemahaman yang sama.

f.        Pemahaman karyawan terukur dengan karyawan bisa lulus dari materi program yang ditetapkan.

g.       Pengawas bertugas untuk memberikan masukan atas kasus penyimpangan yang dipandang perlu untuk didesain kedalam program berpikir produktif. Secara bertahap, program mengalami penyempurnaan berdasar masukan yang disampaikan.

h.       Karyawan baru dapat belajar lebih cepat tentang penyimpangan apa yang tak boleh dilakukannya. Sehingga cost of quality dapat ditekan, dan produk yang dihasilkan menjadi bernilai kompetitif.

 

Salam improvement

Drs. Psi. Reksa Boeana

Dapatkan peluang passive income sebesar 20% dari penerapan program Active Learning


Bila bermanfaat, bagikan melalui :